Budidaya Madu Galo-Galo "KTH Sarumpun Saiyo" Kampung Baru Padusunan Dikunjungi Persatuan Isteri Insinyur Indonesia Sumbar -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Budidaya Madu Galo-Galo "KTH Sarumpun Saiyo" Kampung Baru Padusunan Dikunjungi Persatuan Isteri Insinyur Indonesia Sumbar

Rabu, 10 Juli 2024
Rombongan Persatuan Isteri Insinyur Indonesia Sumbar ketika mengunjungi "Kelompok Tani Hutan (KTH) Sarumpun Saiyo" Desa Kampung Baru Padusunan Kota Pariaman, Selasa 9 Juli 2024 (foto.doc.mcp)



Kota Pariaman - Kelompok Tani Hutan (KTH) Sarumpun Saiyo, Desa Kampung Baru Padusunan, Kecamatan Pariaman Timur, Kota Pariaman terima kunjungan dan temu ramah Persatuan Isteri Insinyur Indonesia Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).


Kedatangan rombongan dari isteri para pejabat Sumbar ini guna melihat langsung hasil usaha KTH Sarumpun Saiyo yang bergerak di bidang hasil hutan, Selasa (9/7/2024).


Ketua Rombongan Ny.Ida Hartini, mengapresiasi langkah usaha mikro yang dikelola KTH Sarumpun Saiyo Desa Kampung Baru Padusunan ini. Sebab, mampu mengembangkan 2 (dua) komoditas yang diunggulkan. Yakni madu galo-galo dan pinang wangi sejak tahun tahun 2021 lalu.


Sementara itu, Ketua KTH Sarumpun Saiyo, Yusra Fajar, mengungkapkan alasan dengan usaha ini. Ia bersama-sama memilih komoditas ini, Madu merupakan jenis hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang paling banyak diminati.


"Juga tidak pernah sepi permintaan pasar dengan segudang manfaat dan khasiatnya. Terutama untuk kesehatan dan kecantikan" terang Yusra Fajar. 


Menurut dia, di era globalisasi dengan segala kemudahan yang ditawarkan serta teknologi semakin tinggi canggih dan modern.


"Sedangkan pada sisi lain, masyarakat masih mempercayai bahwa madu jenis makanan manis berkhasiat dikonsumsi. Apalagi dalam jangka panjang dan waktu yang lama" tutur dia.


Ia menambahkan, madu galo-galo memiliki kandungan gizi yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Sekaligus berdampak nilai ekonomi masyarakat, sehingga membantu pendapatan keluarga bagi kelompok budidaya ini.


Disamping itu, sebut Yusra Fajar, hasil madu galo-galo tersebut juga dibagikan KTH untuk masyarakat lansia dan penyakit menahun.


Sejauh ini, sambungnya lagi, ternak lebah madu (Trigona Utama) yang dikelola KTH Sarumpun Saiyo. Dan tata cara pengelolaan secara tradisional. Dibuat dari kayu berbentuk segi empat di letakan pada batang pohon yang telah disiapkan sebelumnya.


Pengelolaan Ketahanan Pangan Madu Galo-Galo Pemerintahan Desa Kampung Baru ini, telah diserahkan kepada KTH Sarumpun Saiyo sejak 9 Juli 2023 lalu.


Dan, alasan pemilihan lokasi ini, karena sekitarnya adalah terdapat sebaran pakan lebah didominasi tanaman penghasil nektar. Seperti pohon durian, manga, bunga air mata penganten dan lain-lain.(r/saco).