Industri Otomotif Indonesia Tertekan, Penjualan Mobil Stagnan -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Industri Otomotif Indonesia Tertekan, Penjualan Mobil Stagnan

Rabu, 03 Juli 2024

Berdasarkan data Gaikindo penjualan mobil secara nasional masih tertahan di angka 1 juta unit per tahun. Apa penyebabnya? 


Jakarta - Saat ini, industri otomotif Indonesia semakin meriah dengan hadirnya sejumlah merek baru dari berbagai negara. Beragam model dengan teknologi canggih dan harga yang relatif terjangkau ditawarkan kepada konsumen.


Namun, apakah kehadiran merek-merek baru ini dapat mendorong penjualan mobil di Indonesia? Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil nasional masih berada di angka 1 juta unit per tahun. Bahkan, tahun ini diperkirakan penjualannya tidak akan mencapai satu juta unit.


Citroen, sebagai salah satu produsen yang kembali meramaikan pasar otomotif Indonesia, mengungkapkan beberapa masalah yang dihadapi. CEO Citroen Indonesia, Tan Kim Piauw, menjelaskan bahwa stagnannya penjualan mobil di angka satu juta unit disebabkan oleh berbagai faktor.


"Saya melihat beberapa tahun terakhir, penjualan mobil bertahan di angka 1,2 juta unit, kemudian turun menjadi 1 juta unit akibat pandemi Covid-19. Ini salah satu faktor penyebabnya," ujar Tan di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, Selasa (2/7/2024).


Pada kuartal pertama tahun ini, Tan mengungkapkan bahwa penurunan penjualan mobil disebabkan oleh pesta politik yang membuat konsumen menahan pembelian. Menurutnya, konsumen lebih mengutamakan kebutuhan utama daripada membeli mobil.


"Lalu, ada pesta politik. Untuk industri otomotif biasanya berdampak, pelanggan biasanya menunda pembelian. Mereka membeli berdasarkan prioritas, dan hal ini cukup mempengaruhi," tambahnya.


Faktor lainnya, lanjut dia, adalah situasi perekonomian dunia yang memberikan dampak besar. Menurut Tan, setiap negara saling terkait satu sama lain. Jika mata uang suatu negara melemah, maka harga mobil bisa naik.


"Kita suka tidak suka, sekarang ini negara-negara saling terkait. Misalnya, jika ada masalah dengan nilai tukar dolar, hal ini dapat mempengaruhi harga mobil," jelasnya.


"Situasi dunia juga mempengaruhi pemasok, yang sumbernya kini berasal dari berbagai kota dan negara. Jadi, perekonomian dunia saat ini cukup berdampak pada pembelian mobil di Indonesia," kata Tan.


Meski demikian, Tan yakin bahwa pasar otomotif di Indonesia akan tumbuh seiring berjalannya waktu. Terlebih, saat ini Indonesia memiliki jumlah penduduk usia produktif yang besar, yang akan meningkatkan permintaan kendaraan.


"Berdasarkan keyakinan saya, dengan penduduk dan usia produktif Indonesia yang sangat besar, ini hanya masalah waktu. Pada saatnya, pasar otomotif akan terus tumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia," katanya.(des)