Jepang Resmi Stop Penggunaan Floppy Disk Setelah Deklarasi 'Perang' -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Jepang Resmi Stop Penggunaan Floppy Disk Setelah Deklarasi 'Perang'

Selasa, 09 Juli 2024

ilustrasi


Jakarta - Sekitar dua tahun setelah Menteri Teknologi Jepang mengumumkan "perang" terhadap disket atau floppy disk, pada 28 Juni lalu, Jepang menghentikan penggunaan media penyimpanan kuno ini di pemerintahannya.


Sebelumnya, disket masih digunakan secara wajib dalam penyerahan dokumen kepada pemerintah, dengan lebih dari 1.000 peraturan yang mengatur hal tersebut di Jepang, yang dikenal dengan teknologinya yang maju.


Penggunaan disket, yang kini dianggap ketinggalan zaman, semakin digantikan oleh penyimpanan awan (cloud) di banyak negara.


Badan Digital Jepang telah mencabut 1.034 peraturan terkait penggunaan floppy disk, kecuali dalam peraturan yang terkait dengan lingkungan dan daur ulang kendaraan.


"Menteri Teknologi Jepang, Kono Taro, menyatakan, 'Kami berhasil mengakhiri era floppy disk pada 28 Juni!'" sejak dia menjabat pada Agustus 2022, Kono bertekad untuk menghapus teknologi lawas seperti floppy disk, dan sebelumnya juga berencana untuk menghapus mesin faks yang masih digunakan.


Badan Digital Jepang, didirikan pada 2021 selama pandemi Covid-19, juga bertujuan untuk memodernisasi proses pemerintahan dengan menghilangkan teknologi lama. Meskipun pengumuman ini sudah dua tahun lalu, era kejayaan floppy disk berakhir sekitar 20 tahun lalu, dengan teknologi ini pertama kali dirilis 53 tahun yang lalu.


Langkah modernisasi birokrasi ini dilakukan Jepang dalam menghadapi tantangan demografi, termasuk populasi yang menua dan angka kelahiran yang rendah. Pemerintah Jepang juga semakin mengadopsi kecerdasan buatan (AI) dan teknologi digital lainnya untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja dan meningkatkan efisiensi.


Meskipun berhasil menghapus floppy disk, Jepang masih menghadapi tantangan dalam memodernisasi infrastruktur teknologi lainnya, seperti adopsi sistem pembayaran tunai dan penggunaan mesin faks yang masih luas. (des)