Berhasil Mengendalikan Inflasi, Padang Panjang 'Diganjar' Insentif Fiskal Rp5,4 Milliar -->

Iklan Muba

Berhasil Mengendalikan Inflasi, Padang Panjang 'Diganjar' Insentif Fiskal Rp5,4 Milliar

Jumat, 02 Agustus 2024

 

Penjabat Walikota Padang Panjang Sonny Budaya Putra saat melaporkan kondisi Padang Panjang terkini di Bank Indonesia, Padang.


Padang Panjang, fajarsumbar.com - Dinilai pemerintah pusat berhasil mengendalikan inflasi, Kota Padang Panjanng diapresiasi Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang mengganjar dengan Dana Insentif Fiskal (DIF) sebesar Rp5,4 miliar. 


“Insyaallah akan diterima pada 5 Agustus nanti langsung dalam rakor inflasi mingguan yang dipimpin Mendagri Tito Karnavian,” kata Penjabat (Pj) Walikota, Sonny Budaya Putra usai High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Padang, Rabu (31/7). 


Didampingi Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setdako, Putra Dewangga,  Sonny menyampaikan DIF ini akan dimanfaatkan mendukung upaya pengendalian inflasi di antaranya perbaikan irigasi, bantuan bibit, operasi pasar atau bazar murah,dan perbaikan sarana prasarana perdagangan.


Sebelumnya, pada High Level Meeting yang turut dihadiri Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, Sonny menuturkan kondisi Padang Panjang yang berangsur normal setelah dibukanya akses jalan di Lembah Anai.


“Tersambungnya kembali jalan ini perlu dikabarkan secara luas agar kunjungan ke Padang Panjang khususnya dan Sumbar umumnya dapat kembali normal bahkan lebih meningkat,” ujarnya.


Dikatakan, di Padang Panjang terdapat 20,1 hektare areal sawah dan 11 daerah irigasi terdampak bencana banjir bandang dan lahar dingin. Menurutnya hal Ini perlu sinergi bersama provinsi, melakukan rehabilitasi.


Sementara itu Gubernur Mahyeldi   menjelaskan perihal strategi dan arah kebijakan pengendalian inflasi Sumbar. Di antaranya, mendukung penyaluran beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) yang dilaksanakan oleh Bulog di seluruh kabupaten/kota.


Kemudian, memfasilitasi distribusi dan pasokan pangan strategis yang memicu inflasi ke  daerah kabupaten/kota yang kekurangan pasokan (defisit) dari daerah surplus. Lalu, memanfaatkan championship cabai merah, bawang merah, Toko Tani Indonesia Center (TTIC) serta bekerja sama  dengan asosiasi pedagang. 


Kepala perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumbar, Abdul Majid Ikram mengatakan, Sumbar harus memiliki manajemen ekonomi berbasis bencana karena daerah rawan bencana. 

Bencana alam di Sumbar seringkali berdampak pada peningkatan harga bahan pangan.


Kepala BPS Sumbar, Sugeng Arianto

mengungkapkan inflasi di Sumbar masih didominasi oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau. Komoditas yang perlu diwaspadai adalah komoditas yang memiliki bobot atau andil besar seperti beras dan cabai merah. (syam)