![]() |
Perbandingan Strategi Ekonomi Jokowi dan Prabowo di RAPBN 2025 |
Jakarta - Terdapat perbedaan antara APBN era Presiden Jokowi dengan Rancangan APBN (RAPBN) 2025 yang diajukan oleh Prabowo Subianto. Perbedaan ini terlihat dalam berbagai aspek, mulai dari pergerakan nilai tukar Rupiah hingga target lifting migas.
Meskipun pertumbuhan ekonomi diproyeksikan tetap stabil di atas 5% oleh kedua pemimpin, baik Jokowi maupun Prabowo sama-sama menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2%. Namun, terdapat beberapa perubahan signifikan dalam RAPBN 2025 yang diajukan oleh Prabowo Subianto.
Salah satu perbedaan yang mencolok adalah target nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS. Di era Jokowi, nilai tukar Rupiah ditargetkan sebesar Rp15.000 per USD, sementara dalam RAPBN 2025, Prabowo menargetkan nilai tukar Rupiah sebesar Rp16.100 per USD.
Selain itu, terdapat perubahan dalam target lifting migas. Di era Jokowi, lifting minyak ditetapkan sebesar 635 ribu barel per hari, namun dalam RAPBN 2025 Prabowo, target tersebut diturunkan menjadi 600 ribu barel per hari.
Berikut perbandingan asumsi makro ekonomi antara APBN Jokowi dan RAPBN Prabowo:
Asumsi Makro Jokowi:
Pertumbuhan ekonomi: 5,2%
Inflasi: 2,8%
Nilai tukar Rupiah: Rp15.000 per USD
Suku bunga SBN 10 tahun: 6,7%
Harga minyak dunia (ICP): USD82 per barel
Lifting minyak: 635 ribu barel per hari
Lifting gas: 1,033 juta barel setara minyak per hari
Asumsi Makro Prabowo:
Pertumbuhan ekonomi: 5,2%
Inflasi: 2,5%
Nilai tukar Rupiah: Rp16.100 per USD
Suku bunga SBN 10 tahun: 7,1%
Harga minyak mentah Indonesia (ICP): USD82 per barel
Lifting minyak: 600 ribu barel per hari
Lifting gas: 1,005 juta barel setara minyak per hari
Pendapatan Negara:
Jokowi:
Total pendapatan negara: Rp2.802,3 triliun
Penerimaan perpajakan: Rp2.309,9 triliun
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP): Rp492 triliun
Prabowo:
Total pendapatan negara: Rp2.996,9 triliun
Penerimaan perpajakan: Rp2.490,9 triliun
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP): Rp505,4 triliun
Belanja Negara:
Jokowi:
Total belanja negara: Rp3.325,1 triliun
Belanja pemerintah pusat: Rp2.467,5 triliun
Transfer ke daerah: Rp857,6 triliun
Prabowo:
Total belanja negara: Rp3.613,1 triliun
Belanja pemerintah pusat: Rp2.693,2 triliun
Transfer ke daerah: Rp919,9 triliun.(BY)