. |
“Prodi Ilmu Komunikasi adalah prodi baru yang memberi ruang yang selaras dengan penerapan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Komunikasi, baik secara keilmuan dan praktiknya bisa sangat relevan dengan kehidupan hari ini,” tutur Dekan FIS dalam sambutannya.
Melalui momentum ini, Dekan FIS bersama dengan institusi media dan industri kreatif di Kota Padang menandatangani perjanjian kerja sama tentang Tridharma Perguruan Tinggi dan Program magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). 13 media ini diantaranya adalah 3 media radio (RRI, Arbes FM, Classy FM), 2 media cetak (Padang Ekspres dan Harian Umum Singgalang), 1 media TV (Padang TV), 5 media online (Langgam.id, Klikpositif, Infosumbar, Antara, dan Syne), 1 Industri Kreatif (RLA Agency), dan 1 organisasi profesi (Aliansi Jurnalis Independen Padang). Masing-masing media diwakilkan oleh pimpinannya masing-masing.
Prosesi penandatangan ini juga dirangkaikan dengan gelaran Kuliah Umum “Peluang Karier dan Peran Lulusan Ilmu Komunikasi” bersama Dr. Abie Besman, M.Si, News Executive Producer Kompas TV. Selain itu, mengawali perjanjian kerja sama, Prodi Ilmu Komunikasi juga turut menggelar Round Table Discussion (RTD) bersama seluruh institusi media, industri kreatif, dan organisasi profesi yang hadir.
Dr. Abie Besman yang juga merupakan akademisi dari Universitas Padjajaran Bandung berkesempatan memantik diskusi dengan mengulas bagaimana keilmuan dan keterampilan komunikasi perlu hadir dengan lebih humanis. Tujuannya adalah agar Ilmu Komunikasi bisa berjalan beriringan dengan perkembangan teknologi hari ini. "Dalam Komunikasi, kecerdasan buatan bukanlah otomatisasi, melainkan masih semi-otomatisasi,” ungkapnya di hadapan ratusan mahasiswa Ilmu Komunikasi yang juga turut hadir. Menurutnya, kondisi ini merupakan celah yang perlu menjadi peluang untuk para sarjana komunikasi agar tetap bisa bersaing di dunia kerja.
“Bagaimanapun, kecerdasan buatan (AI) hari ini adalah kekhawatiran tersendiri. Terutama dampaknya pada pekerjaan, privasi, dan etika. Seiring berjalannya waktu, penggunaan AI menjadi semakin luas dan merata. Sudah menjadi hal yang tak terhindarkan bahwa individu dan organisasi perlu memahami teknologi ini beserta implikasi potensialnya,” tuturnya kemudian.
Diskusi turut berkembang melalui RTD bersama seluruh media, industri kreatif, dan organisasi profesi yang hadir. Beragam masukan disampaikan melalui pengalaman praktik di lapangan.
“Tentu, semua kritik dan masukan yang disampaikan oleh pihak industri disambut baik dan menjadi catatan penting untuk prodi Ilmu Komunikasi kedepannya,” tutup AB Sarca Putera, S.I.Kom., M.A, Koordinator Program Studi Ilmu Komunikasi.(Press Release/AA)