Kominfo Atur Penayangan Azan Magrib Selama Misa Paus Fransiskus -->

Iklan Atas

Kominfo Atur Penayangan Azan Magrib Selama Misa Paus Fransiskus

Rabu, 04 September 2024

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.


Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika telah mengeluarkan permohonan resmi mengenai penyesuaian siaran Azan Magrib selama Misa yang dipimpin oleh Paus Fransiskus.


Permohonan ini berdasarkan surat Panitia Kunjungan Paus Fransiskus dengan Nomor 350/PAN-EXTKP/VIII/2024 tertanggal 9 Agustus 2024.


Menurut pernyataan dari Direktorat Jenderal Bimas Islam dan Katolik Kemenag, disarankan agar Misa pada 5 September 2024, yang dipimpin Paus Fransiskus, disiarkan secara langsung tanpa terputus di seluruh televisi nasional dari pukul 17.00 hingga 19.00 WIB. 


Untuk memastikan siaran azan Maghrib tidak mengganggu, Kemenag merekomendasikan agar siaran Azan Maghrib ditampilkan dengan running text.


Kemenag telah menyurati Kominfo untuk penerapan teknis, yang sepenuhnya akan ditangani oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama dengan Pool TV.


Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengungkapkan bahwa kunjungan Paus Fransiskus merupakan simbol upaya membangun perdamaian antar umat beragama di Indonesia. Dia mengajak masyarakat untuk menunjukkan persatuan dan saling pengertian.


“Kami berharap Paus Fransiskus dapat melihat keberagaman Indonesia yang terjaga dengan baik,” kata Yaqut di Jakarta, Selasa.


Pesawat yang membawa Paus Fransiskus mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada pukul 11:26 WIB. Dalam penyambutan tersebut hadir Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo, Ketua Panitia Kunjungan Ignasius Jonan, serta sejumlah pejabat Kementerian Agama.


Yaqut juga menyampaikan pesan dari Paus Fransiskus mengenai pentingnya dialog antariman sebagai kunci toleransi dan perdamaian. Acara di Masjid Istiqlal akan menjadi manifestasi dari dialog tersebut, setelah pertemuan dengan presiden.


Menag memuji kesederhanaan Paus Fransiskus, yang memilih kendaraan sederhana dan menginap di Kedutaan Vatikan daripada hotel mewah.


“Kunjungan ini adalah kebanggaan bagi Indonesia, mempererat hubungan antara Indonesia dan Vatikan, mengikuti kunjungan Paus Paulus VI pada 1970 dan Paus Johannes Paulus II pada 1989,” tambah Yaqut. (des)