Mengungkap Rahasia Pertumbuhan Everest: Erosi dan Sistem Sungai Arun -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Mengungkap Rahasia Pertumbuhan Everest: Erosi dan Sistem Sungai Arun

Minggu, 13 Oktober 2024

Gunung Everest.


Fajarsumbar.com - Gunung Everest, yang merupakan puncak tertinggi di dunia dengan ketinggian 8.849 meter, ternyata mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. Menurut penelitian para ilmuwan, Everest telah tumbuh antara 15 hingga 50 meter dalam kurun waktu 89.000 tahun terakhir, dan mereka akhirnya menemukan penyebabnya.


Para ahli meyakini bahwa pertumbuhan ini disebabkan oleh sistem perairan gunung dan aliran Sungai Arun yang melewatinya. Diperkirakan, Sungai Arun bergabung dengan sungai lain di sekitarnya, menciptakan jalur baru yang membentuk Ngarai Arun di dekat Everest.


Berdasarkan laporan dari Indy100, selama ribuan tahun, sistem sungai yang berada di dekat Everest telah mengikis miliaran ton sedimen, menciptakan ngarai yang semakin dalam. Erosi ini diyakini menyebabkan gunung tersebut "naik" sekitar dua milimeter setiap tahunnya.


“Gunung Everest adalah gunung yang menakjubkan, penuh dengan mitos dan legenda, dan terus berkembang,” ungkap Adam Smith, mahasiswa PhD di UCL Earth Sciences, yang terlibat dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Nature Geoscience.


“Penelitian kami menunjukkan bahwa saat sistem sungai di sekitarnya membelah lebih dalam, hilangnya material menyebabkan gunung tersebut menjulang lebih tinggi lagi.”


Para peneliti menjelaskan bahwa erosi yang terjadi akibat pengikisan sedimen dan tanah telah membuat tanah di sekitarnya lebih ringan, sehingga memungkinkan kerak Bumi untuk terus mendorong ke atas dalam proses yang dikenal sebagai rebound isostatik.


Kekuatan dorong ke atas saat ini lebih besar daripada kekuatan gravitasi, memungkinkan Everest mengalami “percepatan pertumbuhan”.


Cekungan Sungai Arun terletak 47 mil dari Everest dan mengalir ke dalam sistem Sungai Koshi yang lebih besar—jalur air yang akan dilalui oleh banyak pendaki dalam perjalanan menuju base camp Everest.


Rekan penulis studi, Dr. Jin-Gen Dai dari UCL Earth Sciences, menjelaskan bagaimana ketinggian Everest telah menghasilkan sistem sungai yang "menarik".


"Sungai Arun di hulu mengalir ke timur melalui dataran tinggi dengan lembah yang datar," ujarnya.


"Namun, sungai ini tiba-tiba berbelok ke selatan seperti Sungai Koshi, menurunkan ketinggiannya dan menjadi lebih curam. Topografi yang unik ini, yang menunjukkan keadaan yang tidak stabil, kemungkinan besar berhubungan dengan ketinggian ekstrem Everest."(BY)