Surantiah Padang Pariaman Diusulkan Jadi Geo Cultural Haritage Park -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Surantiah Padang Pariaman Diusulkan Jadi Geo Cultural Haritage Park

Senin, 04 November 2024
Tim Ahli Peneliti Unand Padang, UI Jakarta dan UGM Yogyakarta didampingi dari Anggota Dandim 0308/Pariaman di lokasi perbukitan Surantiah Lubuak Aluang, Padang Pariaman, Sumatera Barat (foto.dok.ikp)


Parit Malintang, fajarsumbar.com - Kawasan bebatuan yang diperkirakan peninggalan zaman purba di Surantiah Lubuak Aluang, Padang Pariaman, Sumatera Barat, yang merupakan Objek Cagar Budaya (ODCB) akan segera ditetapkan menjadi Geo Cultural Heritage Park. Hal itu setelah berdasarkan hasil penelitian Tim Ahli Perguruan Tinggi dari berbagai disiplin ilmu.


Demikian dikatakan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Padang Pariaman Drs.H.Anwar, M.Si ketika dihubungi awak media ini, Senin (4/11/2024), sehubungan telah dilakukan "Sosialisasi Hasil Penelitian ODCB Surantiah Lubuak Aluang, Padang Pariaman" pekan lalu.


Anwar jelaskan, lokasi ODCB ini akan segera ditetapkan melalui surat keputusan (SK) Bupati Padang Pariaman. Tentu, terlebih dahulu dilakukan sidang penetapan  dari Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Padang Pariaman.


"Oleh sebab itu, kepada warga masyarakat setempat maupun pihak penambang IU OP Azman, agar segera menghentikan kegiatan aktivitas penambangan bebatuan di sana. Sebab, lokasi tersebut dijadikan kawasan dilindungi" sebut Anwar.


Sebelumnya pada bulan Oktober 2023 lalu, kata Anwar, begitu kita mendapat informasi juga diiringi hasil survei ke lapangan, maka kita menduga merupakan sebuah cagar budaya.


"Ketika itu, kita meminta kepada masyarakat agar menghentikan aktivitas penambangan. Sehingga kita atas nama Pemerintah Daerah, bergerak cepat menghubungi pihak terkait meminta untuk melakukan penelitian ke sana" terang Anwar.


Ia membeberkan, bahwa bebatuan yang diteliti Tim Ahli dari sejumlah Pakar Disiplin Ilmu Perguruan Tinggi tersebut, adalah Objek Diduga Cagar Budaya.


"Sehingga wilayah tersebut menjadi daerah yang dilindungi oleh Pemerintah Daerah dan akan diusulkan menjadi "Geo Cultural Heritage Park", tutur Anwar.


Diketahui, Ketua Tim Peneliti dari LPPM Unand Prof.Herwandi mengatakan bahwa daerah yang berada di Korong Surantiah Lubuk Alung yang sebelumnya Objek Diduga Cagar Budaya. Lokasi yang bertumpuk batu tersebut adalah produk alam, bukan dari tangan manusia.


"Tim Peneliti dari berbagai Fakultas Unand, UI dan UGM terdapat 9 orang ini , telah melakukan penelitian tahap per-tahap pada tanggal 8-9 Oktober 2024. Tim Peneliti menemukan, bahwa tumpukan batu berukuran ini, merupakan hasil pendinginan alam. Hal demikian, sama halnya seperti yang ada di daerah Taiwan, Hongkong dan Skotlandia sana" terang Tim Peneliti tersebut. 


Profesor itu juga menyebut, bahwa ditemukan ada beberapa artefak di lokasi. Ini berkemungkinan sudah ada pemukiman purba sebelumnya. Tentu, ini perlu dilakukan penelitian lebih jauh lagi untuk ke depannya.


Tim Ahli Peneliti berkesimpulan dari hasil penelitiannya, bahwa Bukit Surantih diduga kubah lava dari Gunung Api Bukit Padang Bungo yang berumur Pleistosen, sekitar 60 juta sampai 70 juta tahun yang lalu.


Bahkan, kawasan Surantiah dan sekitarnya diperkirakan sudah ada peradaban masa pra-sejarah, neolitik. Budaya Peladangan, pada 3.500 tahun yang lalu, pertengahan Holosen untuk budidaya umbi-umbian.


Berdasarkan analisis fisik secara makroskopis, bentukan alam berupa columnar joint berbahan andesit - basaltik yang terdapat di Bukit Surantih sejak dahulu kala.


Lagi, sudah dipergunakan sebagai batu nisan di makam para Syekh dan pengikutnya, juga dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai batu nisan di sekitar Padang Pariaman sejak abad ke-17 M.


Sehingga ada Tradisi “Batagak Batu Nisan” dengan memanfaatkan batu mejan dari Bukit Batu Mejan di Padang Pariaman. Ini merupakan cerminan dari kekayaan budaya dan spiritual masyarakat Minangkabau.


Hingga saat ini di dapat hipotesis, bahwa Kawasan geologi columnar joint Surantih memiliki keterkaitan budaya dengan area pemukiman di sekitarnya sejak berabad-abad yang lalu.


Dan kemungkinan, kawasan bebatuan berbentuk ini, telah ada sejak masa pra-sejarah. Karena, ada pula ditemukan alat-alat batu pada aliran sungainya. Yakni artefak berupa alat serut, adalah produk budaya yang sudah muncul semenjak pra-sejarah yaitu masa neolitik.


Kawasan daerah Bukik Paladangan Surantiah Nagari Lubuk Alung ini, mempunyai beberapa "Potensi Biodiversitas" yang penting dari sisi pelestarian keanekaragaman hayati. 


Oleh sebab itu, maka perlu dan sangat penting dilakukan upaya kajian lebih jauh lagi, untuk mendapatkan data yang lebih lengkap nantinya. Sehingga bisa disusun suatu rencana pengelolaan yang lebih baik. 


Keterhubungan daerah ini dengan hutan lindung dan kawasan konservasi SM Barisan, memungkinkan daerah ini juga menjadi perlintasan satwa liar penting lainnya.


Temuan batuan Columnar Joint pada penambangan di Korong Surantih Nagari Lubuk Alung, Padang Pariaman, Sumatera Barat, sangat penting bagi studi geologi, arkeologi, biodiversity, budaya dan tradisi dan merupakan bagian Lanskap Budaya.(saco).