Salah satu cara penyelamatan korban yang diberikan oleh Instruktur Antoni Kartika. (Abg) |
Solsel,fajarsumbar.com - Hari terakhir pelatihan relawan PMI Kabupaten Solok Selatan Sumbar sejak satu minggu yang lalu, hampir semua pembelajaran terkait dengan kebencanaan dan kemanusiaan oleh Instruktur dari PMI Sumatera Barat.
Solok Selatan Termasuk Daerah Rawan Bencana Diperlukan Manajemen Penanggulangan Bencana
Muara Labuh, Sungai Pagu, KPGD, Pauh Duo, Kabupaten Solok Selatan termasuk salah satu daerah rawan bencana di provinsi Sumatera Barat,maka untuk mengatasi dan mengantisipasi bencana di perlukan Manajemen bencana.
Hal ini di ungkapkan oleh Dr Syamsurizaldi S.I.P,SE,MM saat memberikan arahan sekaligus motifasi kepada calon Sukarelawan Palang Merah Indonesia (PMI) Solok Selatan, pada hari ke enam pelatihan, Sabtu(16/11/2024) di lokasi objek wisata Hot Water Boom,Sapan Maluluang, Nagari Alam Pauh Duo, Kecamatan Pauh Duo
"Penerapan kebijakan dan strategi pengurangan risiko saat bencana guna mencegah risiko bencana baru, serta mengurangi risiko bencana yang ada,dan mengelola risiko sisa, yang berkontribusi pada penguatan ketahanan dan pengurangan kerugian akibat bencana"
Sangat di perlukan kolaborasi semua elemen masyarakat yang ada di kabupaten berjulukan Bumi Sarantau Sasurambi ini, seperti Kolaborasi saat sekarang yang sedang kita lakukan ujar Syamsurizaldi yaitu kolaborasi antara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok Selatan dan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Solok Selatan.
Di Solok Selatan ini bencana alam yang paling sering terjadi ialah bencana Banjir dari 290 peristiwa bencana yang terjadi sepanjang tahun 2024 ini,bencana Banjirlah yang sering terjadi ujar nya.
Karena Solok Selatan itu banyak terdapat Sungai besar dan anak-anak sungai kecil jika terjadi curah hujan yang tinggi maka secara tidak langsung luapan beberapa sungai akan cepat terjadi tutup beliau.
Terima kasih kepada Narasumber dari pengurus PMI Sumatera Barat yang siap bertahan selama satu minggu untuk melatih relawan PMI Solsel, dengan memberikn semua materi kepalang meraan dan mitigsi bencana.
Disisi lain Kepala BPBD Solok Selatan Novi Hendrix,ST selaku Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah(BPBD) Kabupaten Solok Selatan memaparkan tentang potensi bencana yang mungkin terjadi di kabupaten Solok Selatan kembali mempertegas tinggi Banjir dan Banjir Bandang yang sering terjadi ucap Novi.
Dijelaskan lebih lanjut tingkat risiko Bencana kabupaten Solok Selatan RPB 2025-2029, diantaranya Banjir,Banjir Bandang,Cuaca Ekstrim,Gempa Bumi, Karhutla, Kekeringan, letusan Gunung Merapi,Likuefaksi, Tanah Longsor,semua bencana ini tergolong kelas tinggi.
Peran serta kita semua di perlukan untuk membantu para korban bencana alam tersebut yang terjadi atau datang secara tiba-tiba,maka kami sangat bersyukur sekali dengan adanya saudara,saudari sekarang sudah membulatkan tekat untuk bergabung menjadi relawan KSR PMI Solok Selatan ini,tutup Novi Hendrix.
Seperti dilaporkan kepala Markas PMI Solok Selatan Hendrivon mengatakan, pihaknya berterimakasih kepada para peserta yang ikut dalam pelatihan ini cukup banyak dan mewakili beberapa kecamatan. walaupun ada beberapa kecamatan yang tidak mengirim.
Dalam pelaksanaan pelatihan ini mulai dari awal hingga selesai tidak ada kendala, semua peserta lengkap, kesehatannya juga tidak ada masalah, akan ditutup langsung oleh ketua PMI Solok Selatan Syamsurizaldi Minggu 17/11) 2024 tengah malam ini.(Abg)