Komentar |
| Gunung Marapi Sumatera Barat |
Agam – Warga Kabupaten Agam yang tinggal di sekitar puncak Gunung Marapi merasa khawatir akan potensi bencana setelah melihat beberapa satwa liar yang turun ke pemukiman mereka.
Kekhawatiran ini disampaikan oleh Kepala Desa Bukik Batabuah, Kecamatan Candung, setelah menerima laporan dari warga terkait turunnya hewan-hewan gunung dari kawasan hutan di sekitar puncak Gunung Marapi.
“Kami menerima laporan dari masyarakat, lalu melakukan pengecekan dan melihat langsung bahwa ada beberapa satwa seperti monyet simpai, kijang, dan beruang madu yang muncul di sekitar pemukiman warga,” ujar Kepala Desa Bukik Batabuah, Firdaus, pada Kamis (7/11/2024).
Firdaus menjelaskan bahwa warga khawatir hal ini merupakan pertanda alam terkait potensi bencana dari Gunung Marapi.
“Kekhawatiran warga meningkat karena kejadian serupa juga terjadi sebelum erupsi utama pada awal Desember 2023 lalu, di mana satwa gunung juga turun ke permukiman,” jelas Firdaus.
“Warga menganggap ini sebagai isyarat bahwa kondisi Gunung Marapi mungkin tidak aman, harapan kami adalah tidak terjadi sesuatu yang dikhawatirkan,” tambahnya.
Saat ini, Firdaus menyampaikan bahwa pihak desa hanya bisa memberikan sosialisasi mengenai langkah-langkah antisipasi serta imbauan agar warga tetap waspada terhadap potensi erupsi atau banjir lahar dingin.
“Kami tentu berharap tidak ada korban, baik akibat erupsi maupun banjir lahar dingin yang sulit diprediksi waktunya. Hingga saat ini belum ada instruksi untuk evakuasi warga,” ujarnya.
Firdaus juga menyebutkan bahwa ada sekitar 1.300 warga yang tinggal dalam radius 4 hingga 5 kilometer dari puncak Gunung Marapi dan masih menjalani aktivitas seperti biasa.
Sebagian besar warga di kawasan tersebut bekerja sebagai petani, penggarap kebun, dan pencari buah-buahan di dalam hutan Gunung Marapi. (des*)