ilustrasi |
Jakarta - Kerusuhan yang melibatkan suporter sepak bola di N'Zerekore, kota terbesar kedua di Guinea, menewaskan sekitar 100 orang pada Minggu (1/12/2024).
“Jenazah terlihat tergeletak berjejer di rumah sakit, sementara lainnya tergeletak di lorong-lorong. Kamar mayat sudah penuh,” kata seorang dokter yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena tidak memiliki wewenang untuk berbicara kepada media. Ia memperkirakan jumlah korban tewas mencapai 100 orang, meskipun dokter lain mengatakan jumlahnya mungkin hanya puluhan.
Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, yang belum dapat dipastikan kebenarannya oleh kantor berita AFP, terlihat kericuhan di luar stadion. Beberapa saksi menyebutkan bahwa massa juga merusak dan membakar kantor polisi setempat.
“Kerusuhan ini dimulai dari protes terhadap keputusan wasit, yang kemudian memicu suporter masuk ke lapangan,” ujar seorang saksi yang memilih untuk tetap anonim demi alasan keamanan.
Menurut laporan media lokal, pertandingan tersebut merupakan bagian dari turnamen yang digelar untuk menghormati Mamadi Doumbouya, pemimpin junta Guinea yang naik ke tampuk kekuasaan setelah melakukan kudeta pada 2021 dan kini menjabat sebagai presiden. Turnamen serupa kini sering diadakan di Guinea, diduga sebagai bagian dari upaya Doumbouya untuk memperkuat dukungannya menjelang pemilihan presiden yang kemungkinan akan diadakan tahun depan. (des*)