Mantan Pekerja Migran Sukses Jalankan Usaha Beras Organik -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Mantan Pekerja Migran Sukses Jalankan Usaha Beras Organik

Minggu, 19 Januari 2025

Ujang Ahmad saat berada di penggilangan padi miliknya, ia menunjukan hasil padi yang dipanen dan tengah dalam proses penjemuran.


Sukabumi - Ujang Ahmad (56 tahun), mantan pekerja migran Indonesia asal Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi, kini berhasil menjalankan usaha beras organik. Pengetahuan yang dimilikinya untuk mengembangkan usaha tersebut diperoleh saat bekerja di Jepang.


Pada periode 1997 hingga 2000, Ujang merantau ke Jepang sebagai buruh pabrik. Namun, pada akhir pekan, ia selalu meluangkan waktu untuk mempelajari cara pengelolaan usaha di negara tersebut. "Awalnya saya ingin memperbaiki kualitas hidup di kampung, jadi saya pergi magang ke Jepang selama 3 tahun. Saya punya prinsip, berangkat sebagai buruh, pulang harus jadi pengusaha," kata Ujang saat ditemui Kompas.com pada Jumat (17/1/2025) di Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi.


Setelah kembali ke Indonesia, Ujang perlahan mulai merintis usaha pertanian yang kini memungkinkan dirinya untuk memproduksi beras organik.


Pengetahuan yang didapat Ujang diterapkan pada lahan pertaniannya, termasuk dalam hal pengukuran panjang pendeknya padi yang ditanam. "Kami selalu mencatat setiap langkah dalam pengelolaan, termasuk pemberian pupuk. Jika ada hama, kami catat jenisnya dan bagaimana cara penanganannya. Setelah tiga hari, kami cek sisa hama dan terus dipantau setiap minggu," lanjut Ujang.


Saat ini, lebih dari 20 perusahaan bekerja sama dengan Ujang, termasuk Bulog. Omset penjualan beras organiknya dapat mencapai Rp 2 miliar per bulan. Dari 20 perusahaan tersebut, Ujang tidak hanya menjual beras, tetapi juga aktif melatih dan menjadi mentor dalam pengelolaan pertanian modern.


"Menurut saya, bukan soal beras laku atau tidak, apalagi hanya sekedar menjual beras. Yang terpenting adalah ilmu yang saya miliki bisa disampaikan dan bermanfaat," ujar Ujang. Kini, ia mempekerjakan 10 orang untuk membantu produksi beras yang diberi nama Mekartani Sukabumi. Belum termasuk para pekerja tim pengangkut dan distribusi.


Ujang Ahmad, sebagai mantan pekerja migran, berpesan kepada mereka yang masih bekerja di luar negeri untuk bijak dalam mengelola keuangan. Menurutnya, manajemen keuangan sangat penting saat merantau.


"Semua pengeluaran dan pemasukan harus dicatat," jelas Ujang. Ia juga berharap para pekerja migran sudah memiliki rencana yang jelas setelah kembali ke Indonesia.


Ujang berharap para pekerja migran dapat menciptakan lapangan pekerjaan di kampung halaman mereka. "Pilihan ada di tangan masing-masing, apakah setelah bekerja di luar negeri hanya untuk foya-foya atau ingin membangun usaha dan menjadi pengusaha," tegas Ujang.(des*)