Pemerintah Tingkatkan Kapasitas RSUD di Daerah 3T, RSUD Reda Bolo Jadi Prioritas -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Pemerintah Tingkatkan Kapasitas RSUD di Daerah 3T, RSUD Reda Bolo Jadi Prioritas

Minggu, 19 Januari 2025

Peletakan batu pertama pengembangan RSUD Reda Bolo di Sumba Barat Daya, NTT



NTT – Presiden Prabowo Subianto melalui program Quick Win di bidang kesehatan melaksanakan langkah nyata dengan meningkatkan kapasitas rumah sakit di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).


Salah satu proyek utama adalah pengembangan RSUD Reda Bolo di Sumba Barat Daya, NTT, yang direncanakan akan menjadi rumah sakit tipe C pada tahun 2025.


Pada hari Rabu (17/1), Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memimpin peletakan batu pertama pembangunan rumah sakit tersebut, didampingi oleh Kepala Staf Presiden A.M. Putranto.


RSUD Reda Bolo akan dilengkapi dengan fasilitas modern, termasuk ruang operasi, ICU, NICU, dan peralatan diagnostik canggih, untuk menangani kasus medis kompleks tanpa perlu merujuk pasien ke luar daerah.


“Masyarakat Sumba Barat Daya kini tidak perlu lagi ke Kupang atau Jakarta untuk mendapatkan layanan kesehatan berkualitas,” kata Menkes.


Program ini mencakup peningkatan kapasitas 66 RSUD di wilayah 3T, dengan target 32 rumah sakit selesai pada tahun 2025.


Selain pembangunan infrastruktur, pemerintah juga menyediakan beasiswa untuk mencetak dokter spesialis lokal guna mengatasi kekurangan tenaga medis.


Chacha Annissa, Tenaga Ahli Utama PCO, menyatakan, “Ini adalah wujud nyata komitmen pemerintah untuk memberikan layanan kesehatan merata sesuai dengan konstitusi.”


Proyek RSUD Reda Bolo akan mencakup pembangunan gedung tiga lantai dengan kapasitas 100 tempat tidur, ruang operasi modern, serta fasilitas ICU dan perawatan intensif lainnya.


Dengan peningkatan ini, diharapkan rumah sakit dapat menangani pasien dengan penyakit berat, seperti kanker, jantung, dan stroke, tanpa harus merujuk ke luar daerah.


Kepala Staf Presiden A.M. Putranto menegaskan bahwa upaya ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk mengurangi ketimpangan layanan kesehatan.


“Fokus kami adalah memastikan seluruh warga, di mana pun mereka berada, bisa mendapatkan layanan kesehatan berkualitas,” ujarnya.


Selain infrastruktur, perhatian juga diberikan pada penyediaan tenaga medis, seperti spesialis kanker, jantung, dan penyakit dalam.


Kemenkes mencatat bahwa kebutuhan dokter spesialis dasar di wilayah 3T mencapai 217 orang, sementara spesialis untuk penyakit tertentu mencapai 392 orang.


Melalui program beasiswa dan fellowship, pemerintah berkomitmen untuk menghasilkan tenaga medis andal dari daerah setempat.


Di luar RSUD Reda Bolo, pemerintah juga akan meningkatkan kapasitas RSUD di Bengkulu Tengah, Pesisir Barat, Tana Tidung, Kepulauan Anambas, Halmahera Timur, Pulau Taliabu, dan Manggarai Timur.


Sebanyak 34 RSUD lainnya akan mengikuti pada tahun 2026, dengan fokus pada daerah-daerah terpencil di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.


Program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan kesehatan di daerah serta membuka peluang kerja bagi tenaga medis lokal.


Dengan perbaikan menyeluruh ini, pemerintah optimis dapat mendekatkan layanan kesehatan berkualitas kepada seluruh masyarakat Indonesia.(des*)