TikTok Terancam Dilarang di AS, Beijing Evaluasi Langkah Strategis -->

Iklan Cawako Sawahlunto

TikTok Terancam Dilarang di AS, Beijing Evaluasi Langkah Strategis

Kamis, 16 Januari 2025
Ilustrasi.


Jakarta - Pejabat China dikabarkan sedang mempertimbangkan kemungkinan menjual TikTok kepada Elon Musk. Langkah ini muncul sebagai respons atas potensi pelarangan aplikasi tersebut di Amerika Serikat (AS) pada 19 Januari, sebagaimana dilaporkan oleh Bloomberg. Meskipun Beijing lebih memilih TikTok tetap berada di bawah kendali ByteDance, mereka juga tengah mencari solusi untuk mengatasi ancaman pelarangan tersebut.


Mengutip laporan GSM Arena, sumber Bloomberg menyebutkan bahwa pejabat China sedang berdiskusi mengenai rencana darurat untuk TikTok. Diskusi ini termasuk bagian dari strategi yang lebih luas untuk menghadapi pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump, yang disebut-sebut akan melibatkan Elon Musk dalam kabinetnya setelah resmi menjabat di Gedung Putih.


Salah satu skenario yang dipertimbangkan adalah akuisisi TikTok AS oleh Musk, yang nantinya akan menjalankan bisnis tersebut. TikTok, dengan lebih dari 170 juta pengguna di AS, dianggap berpotensi memperkuat upaya platform X milik Musk untuk menarik minat pengiklan. Selain itu, perusahaan kecerdasan buatan Musk, xAI, juga dapat memanfaatkan data besar yang dihasilkan oleh TikTok untuk mengembangkan teknologinya.


Namun, ByteDance dilaporkan tidak memiliki pengaruh besar dalam pengambilan keputusan akhir terkait hal ini. Bloomberg juga menyoroti bahwa hingga kini belum jelas apakah ada diskusi resmi antara Musk, TikTok, ByteDance, atau pejabat pemerintah terkait kemungkinan kesepakatan tersebut.


Di sisi lain, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menolak memberikan keterangan, sementara pihak ByteDance hanya menyatakan bahwa perusahaan tidak akan menanggapi "spekulasi murni."


Pemerintah China sendiri memiliki kendali tertentu atas ByteDance melalui "saham emas" yang mereka miliki di perusahaan tersebut. Selain itu, peraturan ekspor Beijing melarang perusahaan China menjual algoritma perangkat lunak mereka, yang merupakan inti dari kontroversi TikTok.


Operasi TikTok di AS saat ini bernilai sekitar USD 40 miliar. Meski demikian, memisahkan operasi TikTok di AS dari entitas globalnya dinilai sebagai tantangan besar, baik secara ekonomi maupun geopolitik.


Presiden terpilih Donald Trump dilaporkan ingin menunda pelarangan aplikasi tersebut agar dapat berpartisipasi dalam negosiasi, demi menemukan solusi yang memungkinkan TikTok tetap beroperasi di AS.(BY)