![]() |
Yu Sheng jadi salah satu santapan Imlek yang penuh kebersamaan. |
Jakarta - Di antara berbagai tradisi kuliner dalam perayaan Tahun Baru Imlek, Yu Sheng mungkin adalah yang paling meriah dan penuh makna. Hidangan khas ini lebih dari sekadar salad ikan mentah, namun juga merupakan simbol keberuntungan, harapan, dan kebersamaan yang dirayakan dengan cara yang unik, yaitu melempar bahan-bahan setinggi mungkin.
Yu Sheng, yang juga dikenal dengan nama Lo Hei dalam bahasa Kanton, secara harfiah berarti ‘mengaduk kebahagiaan’. Hidangan ini berasal dari komunitas Kanton dan Teochew yang bermigrasi ke Singapura dan Malaysia pada abad ke-19.
Awalnya, hidangan ini lebih sederhana, terdiri dari irisan ikan mentah, jahe, daun bawang, ketumbar, biji wijen, perasan jeruk nipis, dan minyak.
Seiring berjalannya waktu, Yu Sheng berkembang menjadi hidangan yang lebih berwarna dan meriah. Pada tahun 1933, restoran Loong Yik Kee di Singapura mulai menambahkan sayuran acar, gula, dan cuka ke dalam hidangan ini.
Kemudian, pada tahun 1964, empat koki legendaris Kanton yang dikenal sebagai ‘Four Heavenly Kings’ menciptakan versi modern dengan menambahkan tujuh warna sayuran serta saus prem dan minyak wijen yang sudah dicampur sebelumnya untuk menjaga rasa tetap konsisten.
Prosesi Lo Hei, lemparan penuh makna
Keunikan Yu Sheng terletak pada cara penyajiannya. Semua orang berkumpul mengelilingi piring besar yang berisi sayuran parut warna-warni, irisan ikan mentah (biasanya salmon), kacang tanah, dan keripik pangsit goreng untuk memberikan tekstur renyah.
Saat hidangan disajikan, setiap bahan ditambahkan satu per satu sambil mengucapkan harapan baik. Puncak dari acara ini adalah Lo Hei, yaitu prosesi melempar salad setinggi mungkin dengan menggunakan sumpit sambil mengucapkan doa dan harapan keberuntungan.
Menurut kepercayaan, semakin tinggi lemparan yang dilakukan, semakin besar keberuntungan yang akan datang di tahun mendatang. Namun, seperti yang diungkapkan Christina Chow, seorang manajer restoran di Hong Kong, prosesi ini bisa menjadi cukup berantakan.
"10/10 untuk pengalaman, tapi 3/10 untuk kebersihan," candanya dalam wawancara dengan South China Morning Post, mengingat sayuran dan saus yang bisa berceceran ke mana-mana.
Meskipun secara tradisional Yu Sheng disantap pada hari ketujuh Tahun Baru Imlek (Renri), saat ini banyak restoran yang menyajikannya lebih awal untuk memenuhi permintaan. Kreasi Yu Sheng juga semakin beragam, mulai dari bahan-bahan premium seperti abalon dan lobster hingga variasi modern dengan buah-buahan segar dan saus unik.
Namun, satu hal yang tetap sama, Yu Sheng adalah hidangan yang terbaik dinikmati dengan semangat kebersamaan, tawa, dan harapan akan tahun yang penuh keberuntungan. Jadi, jika Anda berkesempatan mencoba Yu Sheng di Tahun Baru Imlek ini, jangan ragu untuk mengangkat sumpit setinggi mungkin dan mengucapkan harapan terbaik untuk tahun yang akan datang.(BY)