Petugas Keamanan RS Mitra Keluarga Dianiaya Usai Tegur Pengunjung -->

Iklan Muba

Petugas Keamanan RS Mitra Keluarga Dianiaya Usai Tegur Pengunjung

Sabtu, 12 April 2025
Pelaku penganiayaan satpam di RS Mitra Keluarga Bekasi


Jakarta – Kasus dugaan penganiayaan yang menimpa Sutiyono, seorang petugas keamanan di Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi Barat, masih dalam proses penyelidikan oleh pihak kepolisian. Insiden ini terjadi pada Sabtu malam, 29 Maret 2025, ketika korban menegur seorang pengunjung yang menggunakan kendaraan berknalpot bising dan parkir sembarangan di area Instalasi Gawat Darurat (IGD), sehingga mengganggu akses ambulans.

Menurut penjelasan kuasa hukum korban, Subadria Nuka, teguran tersebut membuat pengunjung tersinggung dan berujung pada tindak kekerasan terhadap Sutiyono. Sementara itu, pengacara lainnya, Stein Siahaan, mengungkapkan kekecewaannya atas sikap keluarga pelaku yang dinilai belum menunjukkan itikad baik, seperti permintaan maaf, selama korban menjalani perawatan.

Pihak rumah sakit telah menyerahkan rekaman kamera pengawas (CCTV) serta sejumlah barang bukti kepada kepolisian. Laporan resmi terkait peristiwa ini telah diterima oleh Polres Metro Bekasi Kota pada tanggal 30 Maret 2025 dengan nomor LP/B/687/III/2025/SPKT.Sat Reskrim/Polres Metro Bekasi Kota/Polda Metro Jaya, dan kini tengah ditindaklanjuti.

Tanggapan Keluarga Terduga Pelaku

Di sisi lain, Tanto Surioto, ayah dari terduga pelaku yang berinisial AF, memberikan klarifikasi terkait tuduhan yang beredar di masyarakat. Ia menilai banyak informasi yang tidak akurat dan justru menyesatkan opini publik. 

Tanto menegaskan bahwa pihaknya telah berupaya menyelesaikan masalah secara kekeluargaan, termasuk dengan mengadakan pertemuan mediasi yang juga dihadiri oleh keluarga korban, kepala keamanan rumah sakit, serta anggota Binmaspol. Dalam pertemuan tersebut, ia bahkan menyatakan kesiapannya membantu biaya perawatan Sutiyono dan menyerahkan data identitas serta nomor kontak kepada pihak berwenang.

Terkait isu bahwa AF melarikan diri ke Pontianak, Tanto membantah keras tudingan tersebut. Ia menjelaskan bahwa keberangkatan anaknya ke Pontianak adalah untuk mengantar jenazah kakeknya yang sebelumnya sempat dirawat di rumah sakit yang sama.

Lebih lanjut, ia menolak tuduhan bahwa anaknya melakukan pemukulan terhadap korban. Menurut versinya, peristiwa malam itu hanyalah perdebatan tanpa adanya kekerasan fisik. Ia yakin bukti rekaman CCTV akan membuktikan hal tersebut.

Meski demikian, proses hukum tetap berjalan. Kepolisian Polres Metro Bekasi Kota masih melakukan penyelidikan lebih lanjut dengan mengumpulkan keterangan dari para saksi serta bukti pendukung lainnya untuk mengungkap fakta sebenarnya dari kejadian ini.(des*)