Jakarta — Serangan yang dilancarkan Israel terhadap Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahiya, Gaza Utara, menyebabkan lumpuhnya seluruh fasilitas kesehatan di wilayah tersebut. Pernyataan ini disampaikan oleh Kementerian Kesehatan Gaza pada Minggu (18/5).
Kementerian Kesehatan Gaza menjelaskan bahwa pasukan Israel memperketat pengepungan dengan melancarkan serangan besar-besaran di sekitar Rumah Sakit Indonesia dan kawasan sekitarnya. Akibatnya, akses masuk bagi pasien, tenaga medis, serta pasokan obat-obatan dan peralatan medis menjadi terhalang, sehingga rumah sakit tersebut kini tidak dapat beroperasi.
Rumah Sakit Indonesia merupakan fasilitas medis besar terakhir yang terpaksa ditutup di Gaza Utara, setelah sebelumnya Rumah Sakit Kamal Adwan dan Rumah Sakit Beit Hanoun juga harus menghentikan layanan mereka. “Saat ini, tidak ada satu pun rumah sakit umum yang berfungsi di wilayah Gaza Utara,” tambah pernyataan kementerian.
Serangan terhadap rumah sakit ini terjadi bersamaan dengan peningkatan serangan udara Israel yang telah menewaskan 103 orang di seluruh Gaza. Pada hari yang sama, Rumah Sakit Nasser melaporkan korban tewas lebih dari 48 jiwa akibat serangan di kota Khan Younis dan sekitarnya di Gaza Selatan. Juru bicara rumah sakit, Weam Fares, menyampaikan bahwa di antara korban terdapat 18 anak-anak dan 13 perempuan.
Selain itu, Dinas Darurat Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa sebuah serangan udara Israel menghancurkan sebuah rumah di kamp pengungsi Jabaliya, menewaskan sembilan anggota keluarga di Gaza Utara. Serangan lain di area yang sama menewaskan 10 orang, termasuk tujuh anak-anak dan seorang perempuan, menurut pejabat pertahanan sipil setempat.
Petugas penyelamat mencatat sedikitnya 43 korban jiwa di wilayah utara Gaza, dengan Rumah Sakit Shifa melaporkan 15 anak-anak dan 12 perempuan termasuk dalam jumlah korban. Di Gaza Tengah, setidaknya 12 orang meninggal dalam tiga serangan terpisah. Rumah Sakit Martir Al Aqsa menyatakan bahwa serangan di Zweida menewaskan tujuh orang, termasuk dua anak-anak dan empat perempuan. Serangan lainnya di Deir Al Balah menyebabkan kematian sepasang suami istri beserta anak mereka, sementara serangan di kamp Nuseirat menewaskan dua orang, berdasarkan laporan dari Rumah Sakit Awda.
Jumlah korban jiwa dan pengungsi di Gaza Utara terus bertambah, seiring dengan semakin intensifnya serangan Israel serta pembatasan ketat yang menghambat distribusi bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut.
Sejak melanggar gencatan senjata yang rapuh pada pertengahan Maret, Israel terus melakukan serangan udara yang mematikan sekaligus menerapkan blokade ketat di Gaza, memutus aliran makanan, obat-obatan, dan bahan bakar bagi wilayah Palestina yang terkurung tersebut.(des*)