Alahan Panjang, Fajar Sumbar – Upaya penguatan petani bawang merah di Rimbo Tinggi, Jorong Galagah, Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, mendapat perhatian dari kalangan akademisi.
Pada Senin, 12 Mei 2025, dua mantan Rektor Universitas Andalas (Unand), Musliar Kasim dan Werry Darta Taifur, mengunjungi Kelompok Tani Kumbang Jantan. Kehadiran mereka disambut hangat oleh para petani, menandai sinergi antara dunia pendidikan dan sektor pertanian.
Dalam kunjungan tersebut, dosen Fakultas Teknologi Pertanian Unand, Rahmi Awalina, memperkenalkan konsep "sekolah lapangan" kepada para petani.
Program ini bertujuan memberikan edukasi praktis mengenai siklus tanaman, pengolahan tanah, penggunaan pestisida, hingga strategi pascapanen dan hilirisasi produk.
Rahmi menekankan pentingnya pemanfaatan hasil panen secara maksimal, seperti mengolah tomat menjadi es krim, pasta, atau saus, untuk mengurangi kerugian akibat kelebihan pasokan.
Alahan Panjang dikenal sebagai penghasil bawang merah terbesar kedua di Indonesia, dengan produksi mencapai 216.148 ton pada 2023 dari luas panen 13.898 hektare.
Namun, petani setempat menghadapi tantangan seperti fluktuasi harga yang merugikan dan keterbatasan akses terhadap teknologi serta informasi pertanian.
Yulnofrins Napilus, penggiat pertanian di kawasan tersebut, kepada Fajar Sumbar (15/5/2025) mengungkapkan bahwa meskipun permintaan pasar tinggi, harga sering kali tidak stabil, diduga akibat permainan harga oleh tengkulak.
Ketua Kelompok Tani Kumbang Jantan, Suhardi, menyatakan harapannya agar kunjungan dan dukungan dari akademisi dapat berlanjut.
"Kami butuh dukungan ide dan ilmu dari luar untuk maju. Sekolah lapangan itu sangat kami tunggu," ujarnya.
Sinergi antara petani, akademisi, dan tokoh nasional diharapkan dapat membawa perubahan positif bagi kesejahteraan petani bawang merah di Alahan Panjang