Stok Beras, Jagung, dan Daging Aman hingga 2025 -->

Iklan Muba

Stok Beras, Jagung, dan Daging Aman hingga 2025

Selasa, 20 Mei 2025

 

Pemerintah Pastikan Stok Pangan


Jakarta  – Pemerintah memastikan bahwa stok tiga komoditas pangan utama, yaitu beras, jagung, dan daging sapi atau lembu, akan tetap aman sepanjang tahun 2025. Pernyataan ini disampaikan oleh Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi.

Menurut Arief, ketersediaan pangan nasional cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun 2025.

Dia menjelaskan, stok beras pada akhir 2025 diperkirakan mencapai 10,23 juta ton. Produksi beras nasional pada periode Januari hingga Juni 2025 mencatat surplus sebesar 3,33 juta ton, meningkat 128% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Saat ini, cadangan beras pemerintah (CBP) telah mencapai 3,8 juta ton, sehingga situasi ketersediaan beras nasional dinilai cukup stabil.

Meski demikian, tantangan seperti rendahnya rendemen gabah sebesar 50,45% dan tingginya kadar air pada gabah sebesar 29,40% masih harus diatasi melalui edukasi panen yang baik dan penambahan fasilitas pascapanen, ujar Arief.

Untuk stok daging lembu, yang meliputi sapi dan kerbau, diperkirakan mencapai 1,11 juta ton dengan kebutuhan nasional sebesar 766,9 ribu ton. Cadangan akhir tahun ditargetkan mencapai 345 ribu ton.

Pemerintah juga melakukan pengurangan impor daging beku sebanyak 100 ribu ton dan menggantinya dengan pengadaan 184 ribu ekor sapi bakalan hidup untuk menjaga kestabilan pasokan dan harga.

Dengan penambahan tersebut, jumlah sapi impor tahun ini mencapai 534 ribu ekor, naik dari penugasan sebelumnya sebanyak 350 ribu ekor. Impor sapi ini bukan untuk dijual langsung, melainkan untuk digemukkan sehingga bisa meningkatkan produksi daging sapi lokal.

Sementara itu, ketersediaan jagung diperkirakan mencapai 20,48 juta ton hingga akhir tahun, sedangkan kebutuhan diproyeksikan sebesar 14,85 juta ton. Cadangan jagung pada akhir 2025 diperkirakan mencapai 5,63 juta ton. Pemerintah berupaya menjaga harga jagung tetap stabil dengan acuan Rp 5.500 per kilogram.

Arief menambahkan, evaluasi neraca ketersediaan dan kebutuhan tiap komoditas dilakukan secara rutin dan menyeluruh sebagai dasar penyesuaian kebijakan pangan nasional.

Untuk impor jagung industri, yang digunakan sebagai bahan baku makanan, minuman, serta pembuatan gluten dan pemanis (sweetener), realisasinya baru mencapai 350 ribu ton dari total kuota 900 ribu ton.

"Impor untuk kebutuhan industri disepakati hanya boleh dilakukan di luar masa panen raya," tutup Arief.(des*)