Muba Komitmen Tangani Karhutbunlah dengan Maksimal -->

Iklan Atas

Muba Komitmen Tangani Karhutbunlah dengan Maksimal

Selasa, 10 Juni 2025
.


Sekayu, fajarsumbar.om – Menghadapi potensi ancaman kebakaran hutan, kebun, dan lahan (Karhutbunlah) pada musim kemarau 2025, Bupati Musi Banyuasin (Muba), H. M. Toha, SH, memimpin langsung Apel Kesiapsiagaan Personil dan Peralatan Penanggulangan Karhutbunlah di Lapangan Pendopoan Griya Bumi Serasan Sekate, Selasa (10/6/2025). 


Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk menegaskan komitmen semua pihak dalam mencegah dan menangani kebakaran secara lebih terstruktur dan masif.


Apel ini dihadiri oleh berbagai unsur pimpinan daerah, termasuk Wakil Bupati Muba Rohman, Ketua DPRD Muba Afitni Junaidi Gumai, Dandim 0401/Muba Letkol Inf. Erry Dwianto, Kapolres Muba AKBP God Parlasro Sinaga, Kepala Kejaksaan Negeri Aka Kurniawan, Ketua Pengadilan Negeri Sekayu Silvi Ariani, serta pejabat OPD dan TNI-Polri lainnya. Kehadiran lintas sektor ini menandakan keseriusan dan kesiapan jajaran Pemerintah Kabupaten Muba dalam menghadapi ancaman Karhutbunlah secara terpadu.


Dalam amanatnya, Bupati Toha menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, aparat keamanan, perusahaan, dan masyarakat. Ia menyebut bahwa kebakaran besar yang terjadi pada tahun 2024 lalu dengan luas mencapai 4.036 hektare—atau sekitar 26 persen dari total Karhutbunlah di Provinsi Sumatera Selatan—adalah alarm keras yang tidak boleh terulang. Karena itu, ia menegaskan perlunya langkah konkret dan strategis untuk menekan potensi kebakaran tahun ini.


Untuk itu, Bupati Toha menyampaikan tujuh arahan strategis yang harus menjadi pegangan bersama oleh seluruh pemangku kepentingan. Pertama, sinkronisasi antara Satgas Karhutbunlah di tingkat provinsi dan kabupaten. Menurutnya, koordinasi ini sangat penting karena asap kebakaran tidak mengenal batas administratif. Wilayah seperti Jambi dan sekitarnya juga bisa terdampak oleh kebakaran yang terjadi di Muba. Oleh karena itu, kerja sama lintas wilayah harus diperkuat dan dipastikan berjalan optimal.


Arahan kedua adalah pembagian tugas yang jelas dalam pengendalian Karhutbunlah. Bupati menginginkan agar seluruh pemangku kepentingan, mulai dari tingkat provinsi, kabupaten, hingga kecamatan dan desa, memiliki peran yang spesifik dan tidak saling tumpang tindih. Penanganan yang terstruktur diharapkan dapat membuat respon lebih cepat dan efektif saat terjadi insiden kebakaran.


Selanjutnya, Bupati menekankan pentingnya penegakan sanksi tegas bagi para pelaku pembakaran, baik individu maupun korporasi. Ia menyayangkan masih maraknya praktik pembukaan lahan dengan cara dibakar, termasuk pembakaran pascapanen yang dilakukan oleh sejumlah petani. Penegakan hukum yang adil dan tegas disebutnya sebagai pilar penting dalam upaya pencegahan dini.


Arahan keempat menyoroti optimalisasi alat pertanian yang telah dimiliki kelompok tani. Alat-alat produksi pertanian ini, kata Bupati, bisa dimanfaatkan secara multifungsi, salah satunya untuk memadamkan api kecil di awal kejadian sebelum meluas. Pendekatan ini dinilai sangat penting dalam strategi pemadaman berbasis masyarakat.


Bupati juga meminta agar perusahaan-perusahaan, terutama yang bergerak di sektor perkebunan dan hutan tanaman industri, memperkuat regu pemadam internalnya. Arahan ini merupakan yang kelima. Ia berharap perusahaan dapat melengkapi sarana, prasarana, dan pelatihan rutin bagi petugas pemadam agar dapat merespons secara cepat ketika api muncul di wilayah operasional mereka.


Arahan keenam menyangkut pengaktifan kembali posko-posko kebakaran yang dikelola oleh kelompok masyarakat seperti Masyarakat Peduli Api (MPA) maupun Kelompok Tani Peduli Api. Keberadaan posko ini sangat vital sebagai titik pengawasan sekaligus pusat koordinasi ketika terjadi kebakaran. Ia juga mengimbau agar posko perusahaan tidak hanya aktif di atas kertas, tetapi benar-benar siap siaga 24 jam.


Terakhir, Bupati Toha menyoroti pentingnya pemanfaatan Dana Desa dalam upaya pencegahan dan penanganan Karhutbunlah. Ia mendorong agar dana tersebut tidak hanya digunakan untuk pembangunan fisik, tetapi juga untuk mendukung kesiapsiagaan desa terhadap bencana. Program “Satu Desa Satu Pompa” digagas sebagai bentuk nyata keterlibatan desa dalam pencegahan kebakaran.


Bupati Toha menutup amanatnya dengan menyerukan agar semua pihak bekerja sama, bergotong royong, dan saling mendukung untuk menekan angka kebakaran seminimal mungkin, bahkan hingga nol kejadian. Ia menegaskan bahwa Karhutbunlah bukan sekadar ancaman lokal, tetapi juga berdampak secara nasional bahkan global.


"Perlu komitmen, kerja keras, dan keseriusan semua elemen agar bencana ini tidak terulang. Kehadiran kita hari ini adalah bukti nyata kesungguhan tersebut," tegasnya di hadapan peserta apel.


Sebagai bagian dari kegiatan tersebut, Bupati Muba juga menyerahkan bantuan hibah berupa kendaraan roda dua dan paket peralatan Mesin Pompa Ministriker (pompa apung) kepada sejumlah institusi, termasuk Kodim 0401 Muba, Polres Muba, Kejari Muba, dan BPBD Muba. Bantuan ini diharapkan bisa memperkuat lini pertahanan awal dalam penanganan Karhutbunlah di wilayah Muba. (Susilawati)