Padang – PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Sumatera Barat memastikan kesiapan infrastruktur kelistrikan untuk mendukung beroperasinya Terminal Kedatangan baru di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), yang baru saja diresmikan.
Terminal modern ini menjadi simbol kemajuan infrastruktur transportasi dan pariwisata di Sumatera Barat. Di balik kemegahannya, PLN berperan penting dengan menyediakan pasokan listrik yang andal dan berkelanjutan. Guna menunjang kebutuhan daya terminal, kapasitas listrik ditingkatkan dari 2,7 Mega Volt Ampere (MVA) menjadi 6,9 MVA.
Peresmian terminal dilaksanakan pada Kamis (10/07), dihadiri oleh Kepala Otoritas Bandara Wilayah VI Purnama Pangalinan, General Manager PT Angkasa Pura II Dony Subardono, dan General Manager PLN UID Sumbar Ajrun Karim. Kegiatan ini juga disaksikan langsung oleh jajaran manajemen PLN dari UP3 Padang, UP2D Sumbar, serta ULP Lubuk Alung.
Manager PLN UP3 Padang, Dian Widiana Kuswara, dalam laporannya menyampaikan bahwa kehadiran pasokan listrik dari PLN menjadi bentuk nyata dukungan terhadap pengoperasian sarana transportasi yang vital bagi masyarakat.
“Menjamin pasokan listrik yang terus menyala tanpa gangguan adalah tantangan utama kami. Terminal ini memerlukan pasokan daya yang besar dengan tegangan yang stabil dan berkualitas tinggi,” ujarnya.
Untuk menjamin keandalan tersebut, PLN telah membangun sistem pengamanan berlapis. Pasokan listrik ke terminal kini ditopang oleh jaringan double feeder dari dua trafo berbeda, sistem cadangan melalui ring network, serta perangkat Automatic Change Over Switch (ACOS) yang memungkinkan perpindahan sumber daya secara otomatis saat terjadi gangguan.
General Manager PLN UID Sumbar, Ajrun Karim, menegaskan bahwa sebagai infrastruktur vital nasional, bandara memerlukan sistem kelistrikan dengan standar tinggi yang bebas dari gangguan.
“PLN berkomitmen hadir dalam setiap lini layanan publik melalui penyediaan listrik yang andal, terutama untuk fasilitas umum seperti bandara,” jelasnya.
Ia menambahkan, kontribusi PLN tidak hanya sebatas pemenuhan teknis, tetapi merupakan bagian dari upaya mendorong kemajuan Sumatera Barat secara menyeluruh, termasuk pertumbuhan ekonomi dan konektivitas antardaerah.
Tak hanya fokus pada keandalan, PLN juga aktif mendorong penggunaan energi bersih di sektor transportasi melalui skema **Renewable Energy Certificate (REC)**. Melalui skema ini, operasional bandara dapat dihitung sebagai pengguna energi hijau tanpa perlu membangun pembangkit energi baru.
“Ini merupakan wujud konkret dukungan PLN terhadap transisi menuju energi bersih. Kami juga telah menyediakan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di area parkir BIM sejak Agustus 2024, serta menawarkan layanan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap dan Carbon Credit bagi pelanggan yang ingin beralih ke energi rendah emisi,” tambah Ajrun.
Apresiasi juga disampaikan General Manager PT Angkasa Pura II, Dony Subardono, atas kontribusi PLN dalam memastikan kelancaran operasional terminal berstandar internasional tersebut.
“Peningkatan daya ini menjadi langkah strategis untuk mendukung kelancaran operasional Terminal 2 BIM. Dengan suplai listrik yang aman dan stabil, kami optimis bandara akan semakin optimal sebagai simpul utama transportasi udara di wilayah Sumatera Barat,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Kepala Otoritas Bandara Wilayah VI, Purnama Pangalinan, yang menekankan pentingnya sinergi antarlembaga.
“Pengoperasian bandara memerlukan kolaborasi lintas sektor. Dukungan dari PLN merupakan elemen krusial dalam memperkuat sistem layanan kebandarudaraan yang aman dan andal,” tegasnya.
Melalui kerja sama erat antara PLN dan para pemangku kepentingan, Bandara Internasional Minangkabau diharapkan dapat berkembang menjadi gerbang utama Sumatera Barat yang modern, ramah lingkungan, dan kompetitif.
PLN menegaskan komitmennya untuk terus menghadirkan solusi kelistrikan terbaik demi mendukung pengembangan sektor transportasi, pariwisata, dan pembangunan berkelanjutan di seluruh Indonesia.(des*)