OMC Berhasil, Titik Api di Tiga Nagari Hilang

AdSense New

OMC Berhasil, Titik Api di Tiga Nagari Hilang

Senin, 28 Juli 2025
Karhutla Padam, Warga Diingatkan Waspadai Longsor


Limapuluh Kota – Hujan lebat yang mengguyur wilayah Limapuluh Kota sejak Kamis malam, 24 Juli 2025, menjadi titik balik dalam upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang melanda tiga nagari di daerah tersebut. Berkat Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang digagas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerja sama dengan BMKG, seluruh titik api yang sebelumnya sulit dikendalikan kini berhasil dipadamkan sepenuhnya.

Kepala Pelaksana BPBD Limapuluh Kota, Rahmadinol, mengonfirmasi bahwa kondisi di lapangan telah aman dan terkendali. “Alhamdulillah, setelah hujan deras turun, area yang sebelumnya terbakar di Nagari Taram, Tanjung Pauh, dan Galugua kini kembali menghijau. Api telah padam sepenuhnya. Ini berkat keberhasilan OMC yang dilakukan beberapa hari terakhir,” ungkap Rahmadinol, Minggu (27/7).

Operasi penyemaian awan dilakukan dengan menaburkan sebanyak 2.000 kilogram garam (NaCl) menggunakan pesawat Cessna C-208 yang diberangkatkan dari Bandara Internasional Minangkabau. Dua sorti penerbangan diarahkan langsung ke wilayah-wilayah terdampak, mempercepat pembentukan awan hujan setelah musim kemarau yang berkepanjangan sejak Mei lalu.

Meski api telah padam, Rahmadinol menyampaikan bahwa proses penyelidikan terhadap penyebab Karhutla masih terus dilakukan. "Laporan dari lapangan menunjukkan indikasi kuat bahwa kebakaran disebabkan oleh pembukaan dan pembersihan lahan secara sengaja. Namun, siapa yang bertanggung jawab akan ditentukan oleh aparat penegak hukum. Saat ini proses penyidikan masih berlangsung,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana baru pasca Karhutla. Bekas lahan terbakar yang kehilangan tutupan vegetasi dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor, terutama saat intensitas hujan meningkat. “Kita pernah mengalami dampak serupa pada 2016–2017. Jadi, masyarakat yang tinggal di kawasan rawan, terutama di sekitar aliran sungai dan perbukitan, harus meningkatkan kewaspadaan,” imbaunya.

BPBD mencatat total luas lahan yang terdampak kebakaran mencapai kurang lebih 866,87 hektare. Nagari Tanjung Pauh menjadi lokasi terparah dengan area terdampak sekitar 200 hektare, sementara di Galugua, luas lahan yang terbakar mencapai sekitar 2 hektare.

Dengan kondisi yang kini berangsur pulih, masa Tanggap Darurat yang diberlakukan sejak 17 hingga 30 Juli 2025 dipastikan tidak diperpanjang. Meski demikian, pemantauan di lapangan akan tetap dilakukan secara berkala. Rapat evaluasi dan koordinasi penanganan Karhutla dijadwalkan digelar pada Senin, 28 Juli 2025.

“Masyarakat kami minta tetap waspada. Potensi bencana lanjutan akibat perubahan cuaca dan kondisi geografis masih bisa terjadi,” pungkas Rahmadinol.(des*)