Kisah Pantang Menyerah Laskar Gunung Arang Muda -->

Iklan Atas

Kisah Pantang Menyerah Laskar Gunung Arang Muda

Senin, 04 Agustus 2025
M. Abdul Fhiqry


Oleh: Anton Saputra (Wartawan Madya)


Di bawah terik matahari Lapangan Mahoni Tiku, Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, sebuah drama penuh emosi tercipta. Laga antara PS GAS dan PS Dharmasraya dalam ajang bergengsi Piala Soeratin U-13 berjalan sengit. Sorak sorai penonton bergemuruh, dan di tengah ketegangan itu, seorang bocah mungil dengan nomor punggung 11, M. Abdul Fhiqry, menjadi pahlawan yang tak terlupakan.


Luka dan Semangat Juang

Kemenangan 3-2 untuk PS GAS bukanlah hasil yang mudah. Di balik skor akhir yang membanggakan itu, ada kisah perjuangan Fhiqry. Saat skor imbang 2-2, sebuah insiden membuat Fhiqry meringis kesakitan. Kakinya cedera, namun di tengah rasa sakit yang menusuk, ia bangkit. Matanya fokus, tekadnya bulat. Ia tak membiarkan rasa sakit menghentikannya, tak membiarkan harapan timnya pupus.


Dengan sisa-sisa tenaga yang ada, Fhiqry berlari, mengincar celah di pertahanan lawan. Ia melesakkan bola ke gawang PS Dharmasraya, gol kemenangan yang begitu krusial. Begitu peluit panjang ditiup, Fhiqry tak kuasa menahan lagi. Ia terkapar di lapangan, air mata mengalir membasahi pipinya, bukan karena sedih, melainkan karena menahan sakit di kaki kanannya.


Tim medis segera datang, namun di tengah penanganan, Fhiqry justru berbisik kepada sang pelatih, Maiyulis (Cilih). "Coach, kita wajib menang tadi kan, coach?" Tangan mungilnya menyentuh pundak sang pelatih. Kalimat sederhana itu meruntuhkan hati Cilih. Matanya berkaca-kaca, terharu melihat semangat juang anak asuhnya yang tak pernah padam.


Perjuangan di Luar Lapangan

Semangat Fhiqry adalah cerminan dari semangat seluruh tim. Kisah perjuangan mereka dimulai jauh sebelum pertandingan ini. Sebelumnya, mereka harus menelan pil pahit kekalahan tipis 4-3 dari PSTS Tabing. Meskipun kalah, motivasi tak pernah surut. Pelatih terus mengingatkan mereka, "Tidak ada juara yang tidak menelan kekalahan."


Perjuangan mereka juga terjadi di luar lapangan. Dengan kondisi keuangan yang pas-pasan, tim dan ofisial muda PS GAS tetap kompak. Mereka patungan untuk membeli jus sebagai asupan vitamin. Ofisial tak pernah mengeluh, karena satu tujuan mulia menyatukan mereka: membawa pulang Piala Soeratin U-13 ke Sawahlunto.


Angin segar datang saat Ketua Askot PSSI Sawahlunto, Ronny Eka Putra, bersama jajaran pengurus, datang melihat langsung pertandingan. Ronny segera berkoordinasi dengan Ketum PS GAS sekaligus Wali Kota Sawahlunto, Riyanda Putra. Dengan kebesaran hati, Wali Kota langsung mengambil tindakan untuk membantu kondisi tim. Selain itu, Ronny juga memberikan tambahan dana satu juta rupiah untuk keperluan sehari-hari tim.


Dukungan dari berbagai pihak dan semangat pantang menyerah anak-anak muda ini menjadi fondasi kuat. Cerita tentang M. Abdul Fhiqry yang rela menahan sakit demi kemenangan adalah bukti nyata dari semangat itu. Kisah ini bukan hanya tentang sepak bola, tetapi tentang tekad, pengorbanan, dan kebanggaan untuk kota tercinta.


Dengan semangat yang membara ini, tim PS GAS U-13 berharap bisa memberikan hasil terbaik. Selamat berjuang, Nak! Semangatmu akan terus menjadi inspirasi. (***)