![]() |
Miranda Goeltom mantan Gubernur BI dan Yori Antar Sutan Nan Sati adalah Arsitek nasional, saat diwawancarai media didepan menara songket, hasil karyanya. (Abg) |
Tadi kita sudah dengar ya, bahwa tidak akan mungkin ini hanya terjadi dengan satu orang berinisiatif, tetapi ada orang pemerintah yang juga mengerti mengenai pentingnya nilai-nilai budaya yang begitu banyak di daerah Solok Selatan yang belum di angkat.
Hal ini disampaikan oleh mantan Gubernur Bank Indonesia Miranda Goeltom saat berkunjung ke Kawasan Seribu Rumah Gadang (KSRG) Nagari Koto Baru, Kecamatan Sungai Pagu, Kabupaten Solok Selatan, Sumbar. Sabtu (16/8/2025)
Menurut Ibu Miranda ide bikin rumah panggung di atas bisa melihat, dari atas itu adalah salah satu ciri yang patut ditiru di daerah lain Indonesia, itu hampir semua daerah saya sudah kunjungi, sudah ke Baduy sudah pergi ke Jambi selalu partisipasi domestiknya tuh saya terkagum kagum sama orangnya.
Kalau diajakin tawaran gitu dengan senang hati saya tinggal di rumah homestay bukan Hotel, bersihnya sama kayak hotel nyamannya buat kita makanannya Aduh tiap pagi tiap-siap siap menyenangkan sekali.
Saya sangat bersyukur dan mengucapkan selamat dengan masyarakat Solok Selatan khususnya masyarakat Nagari Koto Baru, bisa menjadi contohnya antara lain supaya lebih banyak lagi masyarakat di daerah itu mengerti, bahwa tidak bisa hanya orang luar yang masuk kalau masyarakat di dalamnya tidak ikut mendukung.
"Saya melihat sekali bahwa kita lewat rumah-rumah gadang aja orang-orang yang di kampung itu selalu welcome, dan itu perlu pertahankan," ajaknya.
Pengembangan pariwisata di sini harusnya seperti apa ke depan, makanya Saya bilang, kalau banyak nih di Indonesia dengan budaya keragaman budayakan agama adat akan bisa lebih menarik lagi.
Yoli Antar Sutan Nan Sati selaku arsitek KSRG menambahkan. Kita bersama pegiat nusantara tiap tahun menjelang 17 Agustus ada perjalanan cinta tanah air, salah kegiatannya antara lain dibersihkan rumah-rumah adat di pelosok nusantara dan tahun 2025 kami memilih Solok Selatan, itu ada lima Rumah Gadang hasil donasi dari yayasan Tirto Utomo yang memang sudah jadi, dan belum diresmikan.
Saya senang bahwa, rumah-rumah Gadang ini tidak hanya di depan tapi untuk pertama kali sudah coba sebagai homestay, dan memang harapannya adalah rumah-rumah Gadang yang diresmikan ini tidak hanya menjadi sekedar rumah tinggal, tapi bisa menambah banyak nilai salah satunya nilai tradisi dan budaya,
Tentu hasilnya adalah rumah-rumah Gadang itu nanti juga bisa menjadi penginapan, jadi konsep homestay adalah konsep penginapan yang tentunya kami harapkan.
Sementara itu pegiat pariwisata Sumbar Nofrins Napilus menbahkan. Menginap di rumah Gadang tidak bisa didapat dari hotel bintang 5 sekalipun kenapa, karena homestay itu antara tamu dan yang punya rumah akan berinteraksi, ya yang punya rumah menyediakan kuliner dan juga menyediakan cerita dan akhirnya ada konsep berbagi informasi berbagai cerita dan berbagi rasa.
Tentunya saat ini tidak hanya 5 unit rumah Gadang saja yang dibantu oleh Yayasan Tirto Utomo tapi PU PR melalui program infrastruktur berbasis sosial dan berbasis budaya, setelah me-branding Kawasan Seribu Rumah Gadang ini, kementerian pengin juga membantu 35 unit rumah Gadang yang rusak, nah inilah hasilnya telah dinikmati oleh masyarakat Solok Selatan," tutup Nofrins. (Abg)