Gol Tunggal Muhammad Siddiq Antar MTsN 2 Raih Gelar Juara Liga Askot PSSI Sawahlunto 2025 -->

Iklan Atas

Gol Tunggal Muhammad Siddiq Antar MTsN 2 Raih Gelar Juara Liga Askot PSSI Sawahlunto 2025

Kamis, 09 Oktober 2025
Momen perayaan Juara! Wali Kota Sawahlunto Riyanda Putra didampingi Ketua Askot PSSI Sawahlunto menyerahkan piala kepada Kapten Tsandu, Muhammad Siddiq, usai MTsN 2 Sawahlunto meraih gelar Liga Askot PSSI Sawahlunto 2025. (foto/aldevori) 


Sawahlunto, fajarsumbar.com — Laga final Liga Askot PSSI Sawahlunto tingkat SLTP sederajat di Lapangan Ombilin, Kamis (9/10/2025) sore, menjadi puncak dari perjalanan panjang sepak bola pelajar yang penuh gairah dan semangat kebersamaan. 


Pertarungan dua tim madrasah, MTsN 2 Sawahlunto (Tsandu) asuhan Meko Suhendro dan MTsN 1 Sawahlunto (Singa Lubuak Maung) besutan Mustapa Abdullah, berlangsung sengit di bawah pengawasan wasit Robby Marta Wardana.


Sejak awal kompetisi, Tsandu tampil seperti mesin yang bekerja dengan ritme sempurna. Barisan pemain muda asuhan Coach Meko dikenal dengan permainan disiplin, rapi, dan berkarakter kolektif tinggi. Tak terkalahkan dengan dua puluh satu gol tanpa kebobolan — rekor yang sulit ditandingi — menjadikan Tsandu simbol konsistensi dan kestabilan.


Di sisi lain, Singa Lubuak Maung datang dengan kisah perjuangan yang lebih berliku. Tidak diunggulkan di awal, namun mereka membalikkan banyak prediksi lewat determinasi dan kerja sama tim yang solid. Dua belas gol dan enam kebobolan menjadi bukti keseimbangan antara serangan dan pertahanan mereka.


Jalannya Laga: Gol Tunggal Siddiq Jadi Pembeda

Babak pertama dimulai dengan permainan hati-hati dari kedua tim yang sama-sama mencoba mencari celah di lini tengah. Peluang pertama diperoleh Singa Lubuak Maung melalui sundulan dari skema sepak pojok, namun bola hanya membentur mistar gawang.


Tsandu langsung merespons lewat serangan balik cepat, namun barisan belakang Singa Lubuak Maung tampil sigap menghalau. Permainan defensif kedua tim justru menghadirkan tontonan menarik di tengah teriakan dan nyanyian suporter yang memadati tribun dan pinggir lapangan.


Kebuntuan akhirnya pecah pada menit ke-31. Kapten Tsandu, Muhammad Siddiq, mencetak gol cantik lewat kerja sama satu-dua dari tengah lapangan yang mengecoh lini belakang lawan. Skor 1-0 bertahan hingga turun minum.


Memasuki babak kedua, permainan tetap berlangsung dalam tensi tinggi. Tsandu masih memegang kendali ball possession, sedangkan Singa Lubuak Maung mencoba menekan lewat serangan sayap. Gol penyeimbang sempat tercipta dari kombinasi Faiz dan Rafa, namun dianulir karena posisi offside.


Tsandu kembali menciptakan peluang lewat sepakan keras Siddiq yang ditepis kiper, namun bola rebound melenceng tipis di sisi gawang. Hingga peluit panjang dibunyikan, skor tak berubah — 1-0 untuk Tsandu.


Dengan hasil ini, MTsN 2 (Tsandu) resmi menutup kompetisi dengan rekor sempurna: 21 gol, tanpa satu pun kebobolan.


Seremoni Penutupan dan Apresiasi

Ketua Askot PSSI Sawahlunto, Ronny Eka Putra, dalam sambutannya mengapresiasi antusiasme luar biasa seluruh pihak yang terlibat. Ia berterima kasih kepada para kepala sekolah, pemerintah kota, KONI, Dinas Pendidikan, Kemenag, PT Bukit Asam, Bank Nagari, dan sponsor lainnya yang mendukung penuh terselenggaranya turnamen.


Ronny juga mengumumkan rencana turnamen U-40 untuk memeriahkan HUT ke-137 Kota Sawahlunto pada 1 Desember 2025. Ia menegaskan pentingnya menjaga sportivitas dan etika di lapangan. “Kalau etika tak dijaga, kami tidak akan segan mencoret pemain untuk memperkuat PS GAS,” ujarnya.


Ucapan serupa datang dari Wali Kota Sawahlunto sekaligus Ketua Umum PS GAS, Riyanda Putra. Ia menutup turnamen dengan rasa syukur dan janji perbaikan fasilitas olahraga.


“Turnamen ini bukan sekadar lomba, tapi ajang pembinaan karakter dan ekonomi rakyat. Ke depan, kami akan benahi Lapangan Ombilin dan tribun agar lebih representatif,” ucapnya. Ia juga menyoroti dampak ekonomi yang dirasakan UMKM selama event berlangsung.


Pelatih MTsN 2, Meko Suhendro, memuji konsentrasi dan kerja keras anak asuhnya. “Strategi berjalan sesuai rencana. Peluang banyak, hanya finishing yang masih kurang. Tapi semangat mereka luar biasa, dari penyisihan sampai final,” tuturnya penuh bangga.


Tim pelaksana “Tim Tabah” juga mendapat pujian karena sukses menjaga kebersihan dan kelancaran event — termasuk membersihkan ribuan kilogram sampah setiap hari, tanda hidupnya transaksi UMKM di sekitar lokasi.


Hasil Akhir & Penghargaan

๐Ÿ† Juara 1: MTsN 2 (Tsandu) dikomandoi Meko Suhendro - Rp 5 juta

๐Ÿฅˆ Runner-up: MTsN 1 (Singa Lubuak Maung) dinakhodai Mustapa Abdullah - Rp 3 juta

๐Ÿฅ‰ Tempat Ketiga: SMPN 3 (Spenti) asuhan Dorisman - Rp 2 juta

๐Ÿ… Tempat Keempat: SMPN 1 (Spensa) besutan Raihan Pratama - Rp 1,5 juta


Penghargaan Individu:

๐Ÿฅ‡ Top Skor: Muhammad Rajib (MTsN 2) dengan koleksi 9 gol - Rp 800 ribu 

๐Ÿ… Best Player: Muhammad Siddiq (MTsN 2) - Rp 800 ribu

๐Ÿงค Best Goalkeeper: Aidil Farhan (MTsN 1) - Rp 800 ribu


๐ŸŽ‰ Best Supporter:

 1. MTsN 2 (Tsandu) - Rp 1 juta

 2. SMPN 1 (Spensa) - Rp 700 ribu

 3. SMPN 2 (The Power of Eagle) - Rp 500 ribu

 4. Harapan 1: MTsN 1 (Singa Lubuak Maung) - Rp 500 ribu

 5. Harapan 2: SMPN 3 (Spenti) - Rp 400 ribu


Wali Kota Sawahlunto sekaligus Ketua Umum PS GAS, Riyanda Putra, menambahkan kategori hadiah untuk suporter terbaik. Selain juara 1 (Rp 1 juta), kini ditambah hadiah untuk suporter terbaik 2 (Rp 700 ribu), terbaik 3 (Rp 500 ribu), serta kategori Harapan 1 senilai Rp 500 ribu yang disponsori oleh Ketua MKKS Sawahlunto, Yulianto dan harapan dua (Rp 400 ribu) sponsor Halo Kopi Situhuak.


Makna Lebih dari Sebuah Turnamen

Lebih dari sekadar kompetisi, Liga Askot PSSI Sawahlunto menjadi fondasi penting bagi kebangkitan sepak bola usia muda di Kota Arang. Dari lapangan sederhana di Ombilin, lahir talenta-talenta yang berpotensi menjadi penerus kejayaan PS GAS Sawahlunto.


Dengan dukungan Askot PSSI Sawahlunto, Pemko Sawahlunto, Forkopimda, Kemenag, KONI, serta berbagai sponsor, liga ini membuktikan bahwa Sawahlunto masih memiliki bara semangat yang tak pernah padam.


Ketika peluit akhir berbunyi, yang menang bukan hanya Tsandu — tetapi Sawahlunto itu sendiri, kota yang menyalakan kembali api sepak bola dari tanah tambang menjadi tanah juara. (ton)