Kisah Bemby Fernanda, ASN Sawahlunto, Penakluk Panahan Tradisional Dunia -->

Iklan Atas

Kisah Bemby Fernanda, ASN Sawahlunto, Penakluk Panahan Tradisional Dunia

Rabu, 05 November 2025
Membawa Panah dan Budaya ke Puncak Dunia. Dengan pakaian adat Minang, Bemby Fernanda berdiri gagah di Korea, memenangkan Juara 1 Traditional Archery World Cup 2025. Inspirasi bagi Indonesia! (foto/istimewa)


Oleh: Anton Saputra (Wartawan Madya Sertifikasi Dewan Pers)


PRESTASI membanggakan kembali datang dari Kota Sawahlunto, sebuah kota yang sarat sejarah dan budaya di Sumatera Barat. Nama Bemby Fernanda, seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) dari kota yang dikenal dengan julukan Kota Batubara tersebut, kini terukir abadi di panggung olahraga global. 


Bemby berhasil mengukir sejarah dengan meraih Juara 1 Dunia dalam ajang Traditional Archery World Cup 2025 yang digelar di Ulsan, Korea Selatan, sepanjang lima hari, mulai dari 31 Oktober hingga 4 November 2025.


​Bemby tampil memukau mewakili Tim Indonesia, menunjukkan bahwa bakat dan dedikasi dari daerah mampu bersinar terang di kancah internasional. Ia berlaga dalam kategori Zamby, sebuah disiplin panahan tradisional yang menuntut ketepatan dan konsentrasi luar biasa. 


Dalam kategori ini, pemanah harus melepaskan anak panah dari jarak 30 meter menuju target bulat berdiameter sangat kecil, hanya 15 cm, yang digantung menggunakan tali. Target gantung ini menambah tingkat kesulitan karena dapat bergerak, menuntut pemanah untuk mempertimbangkan faktor angin dan dinamika gerakan target.


​Di tengah ketegangan kompetisi bergengsi ini, Bemby menunjukkan tiga kualitas utama yang membawanya menuju kemenangan: ketenangan mental di bawah tekanan, akurasi bidikan yang nyaris sempurna, dan konsistensi performa di setiap putaran. Kombinasi ketrampilan tersebut memungkinkan Bemby menaklukkan para pemanah terbaik dunia yang datang dengan persiapan matang.


​Olahraga panahan tradisional sendiri dikenal sebagai bentuk warisan budaya yang memiliki nilai luhur. Berbeda dari panahan modern yang mengandalkan bantuan teknologi seperti sight dan stabilizer, cabang ini menggunakan peralatan sederhana, secara fundamental menekankan pada keterampilan alami, kepekaan instingtif, dan keindahan teknik memanah klasik. Kesuksesan di kategori ini menuntut konsentrasi dan kontrol penuh dari sang pemanah, membuktikan bahwa Bemby telah menguasai seni memanah murni.


​Kejuaraan dunia di Ulsan ini merupakan ajang bergengsi yang digelar rutin oleh komunitas internasional untuk melestarikan tradisi panahan yang sarat nilai budaya dan sportivitas. Capaian luar biasa Bemby Fernanda ini menjadi bukti nyata dan inspiratif bahwa potensi atlet dari daerah mampu menorehkan prestasi gemilang di tingkat global. Keberhasilannya ini bukan hanya sekadar kemenangan olahraga, melainkan juga kemenangan bagi semangat daerah yang berani bermimpi besar.


​Selamat kepada Bemby Fernanda atas dedikasi dan kerja kerasnya yang telah menginspirasi banyak orang. Semoga keberhasilan ini menjadi motivasi yang membara bagi generasi muda Indonesia untuk terus mengasah kemampuan, menghargai warisan olahraga, dan membawa nama bangsa ke panggung dunia.


​Terima Kasih Bemby Fernanda. Kami Sawahlunto Bangga. (*_*)