![]() |
| Wali Kota Sawahlunto, Riyanda Putra, memimpin jumpa pers persiapan SIMFes 2025 dan Festival Batik dalam rangka Hari Jadi ke-137 Kota Sawahlunto. (foto/aldevori) |
Sawahlunto, fajarsumbar.com - Wali Kota Sawahlunto, Riyanda Putra, pada hari Rabu, 5 November 2025, secara resmi mengumumkan persiapan matang untuk menyambut dan memeriahkan Hari Jadi ke-137 Kota Sawahlunto Tahun 2025. Pengumuman ini disampaikan saat jumpa pers di Ruang Rapat M. Yamin Balaikota Sawahlunto.
Serangkaian event besar dan acara hiburan telah disiapkan, dengan sorotan utama pada kolaborasi antara Sawahlunto International Music Festival (SIMFes) 2025 dengan Opening Festival Batik Sumatera Barat Tahun 2025.
SIMFes 2025 yang merupakan bagian dari Karisma Event Nusantara (KEN) ini, dijadwalkan berlangsung pada tanggal 7 hingga 8 November 2025, bertempat di Taman Silo, yang juga merupakan pusat kuliner Kota Sawahlunto. Acara ini mengusung tema besar "Heritage Continues - Passage of Time Tribute Orkes Gumarang Album Kampoeng Nan Djauh Dimato".
Tema ini merupakan penggambaran unsur budaya yang membentuk identitas Kota Sawahlunto, mengajak pengunjung ke lorong waktu untuk menelusuri sejarah kota dari awal hingga era sekarang melalui sebuah panggung arsitektur dan budaya. Secara konsep, SIMFes 2025 tidak hanya menghadirkan festival musik, tetapi juga diskusi, kegiatan seni budaya, dan makanan tradisional.
Bentuk apresiasi dan upaya pengarsipan dokumentasi dilakukan melalui Tribute to Legend kepada legenda musik Minang dan Melayu. SIMFes 2025 secara khusus memberikan penghormatan kepada Orkes Gumarang. Keterikatan grup musik legendaris ini dengan Sawahlunto diperkuat melalui Album “Kampuang Nan Djauh di Mato” pada lagu "Nasib Sawahlunto," yang mencerminkan kisah dan identitas kota ini, sehingga mereka dinilai tepat menghidupkan semangat tema Heritage Continues – Passage of Time.
Rangkaian acara musik akan menampilkan pertunjukan kolaborasi tradisi dan inovasi. Puncaknya, pada hari kedua, 8 November, akan dipentaskan Drama Musikal Kampuang Nan Jauah di Mato, yang memadukan seni teater, tari, dan musik. Beberapa musisi yang akan memeriahkan panggung antara lain adalah Flame of The Forest (FOTF), kelompok musik instrumental etnik-fusion dari Singapura yang dikenal menggabungkan musik klasik India dengan instrumen Barat.
Selain itu, ada Tommy Bolin x Jaguank, sebuah kolaborasi antara Agung Perdana (pendiri grup etnik Jaguank) dan rapper Minang Tomy Bolin, yang menyajikan nuansa segar musik etnik modern melalui konsep "Awakening of Talempong," serta Evellyn Chen, musisi dan performer spesialis guzheng (alat musik petik Tiongkok), yang akan menyemarakkan acara dengan kolaborasi modern. Artis nasional yang disarankan tampil meliputi band pop Geisha, yang kini tampil dengan vokalis Regina Poetiray, serta duo indie-pop asal Yogyakarta, Stars and Rabbit.
Acara ini juga akan diwarnai oleh SarjanaRia, sebuah ruang diskusi kampus yang fokus pada lingkup ekonomi kreatif. Diskusi ini akan dimoderatori oleh Rio Jo Werry, jurnalis musik asal Padang, dan akan menghadirkan narasumber pakar seperti Yofi Widianto selaku Utusan Khusus Presiden, David Tarigan (kurator musik, peneliti, dan arsiparis pendiri Irama Nusantara), Dea Anugrah (penulis dan co-founder Malaka Project), dan Esha Tegar Putra (penyair asal Solok, pemenang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025).
Dalam rangka melestarikan warisan budaya Minangkabau sekaligus memperingati Hari Batik Nasional, SIMFes juga akan dirangkai dengan Festival Batik Sumatera Barat 2025. Kegiatan yang mengusung narasi “Batikku, Jati Diriku — Warna Warni Budaya Ranah Minang” ini akan dilaksanakan pada Jumat, 7 November 2025, mulai pukul 09.00 WIB hingga selesai di Kawasan Taman Silo, Sawahlunto.
Kegiatan yang merupakan hasil kerja sama Pemerintah Kota dengan berbagai stakeholder, komunitas kreatif, dan pelaku seni budaya lokal ini bertujuan menjadi ajang edukatif dan kreatif untuk generasi muda.
Rangkaian acara meliputi Seminar Batik bertajuk "Batik Sumatera Barat: Dari Sekolah untuk Budaya dan Ekonomi Kreatif Daerah," Talkshow Trend Batik 2026 yang melibatkan pengrajin batik Sawahlunto, Lomba Fashion Batik Sumatera Barat, dan Launching Seragam Batik Sekolah yang akan ditampilkan melalui karya seni pertunjukan.
Narasi utama dari kegiatan ini adalah mendorong karya budaya wastra, khususnya batik lokal, menjadi pakaian seragam wajib di sekolah-sekolah, seperti Batik Arang Sawahlunto di sekolah-sekolah Kota Sawahlunto. Hal ini diharapkan berdampak positif terhadap penguatan ekosistem batik dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, dengan menjadikan Sawahlunto sebagai kota warisan dunia UNESCO sebagai pilot project yang nantinya diimplementasikan oleh seluruh kabupaten/kota se-Sumatera Barat.
SIMFes 2025 juga menghadirkan Ruang Lagak : Batik Expo, sebuah area pameran bagi pelaku ekonomi kreatif, khususnya batik, dari berbagai daerah di Sumatera Barat. Ruang ini juga menjadi tempat bagi para peserta Fashion Show Competition X Theaterical Sawahlunto Youth Movement untuk menampilkan karya batik mereka. Kompetisi fashion show ini akan diiringi oleh live music dan penampilan theaterical, serta melibatkan interaksi antara peserta dengan audiens.
Selain itu, terdapat pula seminar batik yang bertemakan Ekonomi Kreatif terkait Pengembangan Batik Sumatera Barat, dengan menghadirkan Ninik N-Workshop selaku founder Jogja Art of Fashion Foundation sebagai narasumber. Seluruh rangkaian acara ini bertujuan meningkatkan daya tarik pariwisata melalui pengemasan warisan budaya dan arsitektur sebagai panggung utama pertunjukan, serta membangun identitas Sawahlunto sebagai kota warisan dunia yang dinamis dan relevan. (ton)
Komentar