![]() |
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Drs.H.Anwar, M.Si (foto.doc.saco) |
Parik Malintang - Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman akan menggelar Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) I Tahun 2025 pada 10–12 Juli mendatang. Ajang ini menjadi bagian dari komitmen daerah dalam melestarikan dan memajukan kebudayaan lokal di tengah arus modernisasi.
Kegiatan yang digagas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) ini akan menjadi agenda tahunan, sekaligus mengimplementasikan amanat UU No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan dan Perda No. 6 Tahun 2023 tentang pelestarian budaya dan cagar budaya di Padang Pariaman.
Kepala Disdikbud Anwar, menyebut PKD merupakan ruang terbuka bagi interaksi budaya, pelestarian tradisi, dan pembentukan karakter generasi muda.
“Ini bukan hanya panggung seni, tapi wadah penguatan identitas, toleransi, dan kecintaan terhadap budaya sendiri,” ujarnya.
Dengan mengusung tema “Padang Pariaman Baghalek Gadang”, PKD 2025 akan merefleksikan kekayaan warisan budaya takbenda daerah. Termasuk yang telah diakui secara nasional maupun yang sedang diusulkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia.
PKD juga menampilkan keberagaman budaya nagari yang dikenal dengan konsep “Adaik Salingka Nagari”, sekaligus menegaskan peran budaya sebagai fondasi moral dan sosial masyarakat.
Rangkaian kegiatan akan melibatkan adalah 20 Sanggar Seni dari seluruh kecamatan, 15 Komunitas Silat Tradisi, Maestro seni lukis, tari, dan musik, Pameran Lukisan & Naskah Kuno, Pemutaran Film Warisan Budaya Padang Pariaman
Disamping itu, masyarakat juga dapat berpartisipasi dalam lomba-lomba berbasis tradisi, antara lain Lomba Memasak Baga, Lomba Bapasambahan Adaik Maanta Kampie Siriah, Lomba Bacarito Niniek Reno dan Lomba Salawaik Dulang
Sementara itu, Kabid Kebudayaan, Ade Novalia, menjelaskan bahwa persiapan telah dimulai sejak Februari melalui sejumlah rapat koordinasi, termasuk pembentukan panitia dan pelibatan Tim Kurator Festival Kabupaten dalam penguatan konsep.
“PKD ini kami rancang bukan hanya sebagai pertunjukan, tapi sebagai gerakan pelestarian budaya berbasis masyarakat,” jelasnya.
Kegiatan ini juga diharapkan mampu memperkuat posisi Padang Pariaman dalam peta kebudayaan nasional dan menjadi model pemajuan budaya berbasis kearifan lokal.(r-saco)