![]() |
4 Fakta Prabowo Serius Bangun Tanggul Laut Raksasa Rp1.200 Triliun Usai 30 Tahun Hanya Wacana. |
Jakarta — Presiden Prabowo Subianto menegaskan keseriusannya untuk melaksanakan pembangunan tanggul laut raksasa (Giant Sea Wall) di pantai utara Jawa. Proyek yang diperkirakan menelan biaya sekitar USD 80 miliar atau Rp 1.289 triliun tersebut bukan lagi sebatas wacana.
“Saya ingin menekankan satu proyek infrastruktur penting dan strategis yang harus direalisasikan, yaitu tanggul raksasa di pantai utara Jawa. Ini memang sebuah mega proyek, tapi harus dikerjakan demi kepentingan bangsa dan masyarakat pesisir,” ujar Prabowo saat memberikan sambutan pada Konferensi Internasional Infrastruktur di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (12/6/2025).
Berikut rincian mengenai proyek tanggul raksasa yang tengah disiapkan:
1. Perencanaan Sejak 30 Tahun Lalu
Prabowo menjelaskan, ide mengenai tanggul raksasa di pantai utara Jawa memang sudah disusun sejak 30 tahun lalu, yaitu tahun 1995. Pembangunan tersebut dianggap penting, mengingat kawasan pesisir tengah menghadapi masalah banjir rob, penurunan muka tanah, dan naiknya permukaan air laut akibat perubahan iklim.
“Proyek ini memang sudah ada di perencanaan Bappenas sejak 1995. Setelah 30 tahun, saatnya untuk melangkah dan melaksanakannya, bukan hanya sebatas wacana lagi. Saya instruksikan tim untuk segera melakukan roadshow dan membentuk badan otorita yang nantinya akan bertanggung jawab atas proses pembangunannya,” tegasnya.
2. Biaya dan Jadwal Pembangunan Tanggul
Proyek tanggul raksasa nantinya akan terbentang sepanjang 500 kilometer, mulai dari Banten hingga Gresik, Jawa Timur. Kebutuhan dananya mencapai USD 80 miliar (setara Rp 1.289 triliun) dan proses pembangunannya diperkirakan membutuhkan waktu 15–20 tahun.
“Proyek sepanjang 500 km dari Banten hingga Gresik memang bukan pekerjaan mudah, dan dananya juga besar. Perkiraan biaya mencapai USD 80 miliar, dan prosesnya dapat membutuhkan 15–20 tahun. Jika di Teluk Jakarta, mungkin 8–10 tahun, lalu diteruskan ke Jawa Timur lebih dari itu,” katanya.
3. Proyek Tak Akan Ditunda
Prabowo juga memastikan bahwa proses pembangunannya tidak akan ditunda lagi, meskipun membutuhkan waktu yang cukup panjang. “Ini harus dimulai. Saya perintahkan tim untuk segera melangkah dan nanti akan dibentuk sebuah badan otorita yang bertanggung jawab melaksanakannya,” ujar Prabowo.
Menurutnya, tanggul raksasa juga penting demi menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat pesisir yang terus terancam banjir rob, sambil melindungi kawasan industri dan proses distribusi logistik di pantai utara.
“Prioritas saat ini adalah DKI Jakarta dan Semarang, kemudian Pekalongan dan Brebes — yang memang tengah menghadapi masalah paling mendesak. Dalam prosesnya, kami terbuka apabila ada kerja sama dan investasi dari Tiongkok, Jepang, Korea, Eropa, dan Timur Tengah, tapi jika memang harus mandiri, juga akan kami upayakan dengan kemampuan yang ada”, tegasnya.
4. Pengusaha Mengharapkan Kejelasan Skema Kerja Sama
Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Novyan Bakrie turut memberikan tanggapan mengenai rencana tersebut. Anindya menyatakan bahwa GSW membutuhkan kepastian mengenai skema kerja sama, khususnya terkait kepastian hukum dan visi jangka panjang.
“Yang penting nomor satu adalah kejelasan mengenai kerja samanya. Dalam proyek jangka panjang, kepastian dan konsistensi kebijakan juga penting, sehingga kalangan swasta dapat turut memberikan dukungannya,” katanya di Jakarta, Jumat (13/6/2025).
Anindya juga menekankan pentingnya kepastian pendanaan dan iklim investasi yang kondusif demi kelancaran proses pembangunan GSW.(BY)