Ikan yang Mati di Danau Maninjau Mencapai 33 Ton, Kerugian Rp1 Miliar Lebih -->

Iklan Atas

Ikan yang Mati di Danau Maninjau Mencapai 33 Ton, Kerugian Rp1 Miliar Lebih

Kamis, 29 April 2021
Bangkai ikan berserakan di pinggir Danau Maninjau.


Lubuk Basung - Ikan di keramba jaring apung (KJA) Danau Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar) yang mati secara massal akibat upwelling atau pembalikan masa air menjadi 33 ton.


Informasi itu diperoleh dari Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan kabupaten Agam. "Ini berdasarkan data yang kita peroleh dari petani di Danau Maninjau," kata Penyuluh Perikanan Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Asrul Deni Putra di Lubuk Basung, Kamis (29/4)


Ia mengatakan, 33 ton ikan mati itu tersebar di Nagari Tanjung Sani tiga ton dan Nagari Sungai Batang 30 ton.


Ke 33 ton ikan jenis nila dan majalaya itu milik puluhan petani keramba jaring apung dengan kerugian Rp1 miliar lebih. "Satu petani mengalami kerugia  cukup besar dengan kematian ikan sekitar 20 ton," katanya.


Ia menambahkan, ikan siap panen itu mati semenjak Jumat (23/4), setelah angin kencang melanda daerah itu.


Akibatnya, terjadi upwelling atau pembalikan masa air, sehingga kadar oksigen di dasar danau berkurang.


Setelah itu, tambahnya, ikan mengalami pusing, keluar ke pemukaan air dan mati beberapa jam setelah itu.


"Pada Kamis (29/4), ikan di keramba jaring apung mengapung ke pemukaan akibat kondisi air kurang bagus," katanya.


Untuk itu, pihaknya mengimbau petani untuk mengurangi memberikan pakan ikan, menunda penebaran bibit ikan dan segera memanen ikan.


.


"Ini dalam rangka agar tidak terjadi kematian ikan yang mengakibatkan petani merugi," tambahnya.


Kematian ikan itu merupakan yang ketiga kalinya selama Januari sampai 27 April 2021 dan total ikan mati sekitar 53 ton


Sebelumnya, lima ton ikan milik petani di Galapuang mati secara mendadak pada Senin (5/4).


Pada Januari dan Februari 2021 sebanyak 15 ton ikan mati di Bayua dan Koto Malintang.


"Kematian ikan itu hampir terjadi setiap tahun pada awal, pertengahan dan akhir tahun," katanya. (Yanto)