Fluktuasi Harga Kebutuhan Pokok, Beras dan Daging Naik -->

Iklan Atas

Fluktuasi Harga Kebutuhan Pokok, Beras dan Daging Naik

Rabu, 29 September 2021

 

Suasana di Pasar Pusat Padang Panjang. Sejumla harga kebutuhan pokok naik.

Padang Panjang, fajarsumbar.com - Sejumlah  harga kebutuhan pokok selama minggu ketiga dan keempat September ini mengalami fluktuasi. 


Hasil pemantauan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terhadap 44 komoditi pangan strategis di Pasar Pusat Padang Panjang ada komoditas yang harga jualnya cukup stabil dan ada juga yang mengalami kenaikan," kata Kabag Perekonomian Setdako, Putra Dewangga, SS, M.Si",  Rabu (29/9) di balaikota setempat.


Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan yakni daging sapi naik Rp5.000 dari Rp 130.000/kg menjadi Rp135.000/kg. 


Cabai hijau naik Rp500 dari sebelumnya Rp26.000/kg. Cabai rawit juga naik Rp 500 dari Rp40.500/kg menjadi Rp 41.000/kg. Cabai merah naik Rp4.000 menjadi Rp35.000 dari sebelumnya Rp 31.000/kg. 


Bawang Putih dari Rp27.000 naik menjadi Rp27.500/kg. Kacang hijau dari Rp 25.000 juga naik menjadi Rp.25.500/kg. 


Selanjutnya, kacang buncis naik Rp4.000 menjadi Rp12.000/kg dari sebelumnya Rp8000. Wortel naik menjadi Rp 11.000/kg dari harga semula Rp10.000. 


Bawang daun (bawang perai) naik Rp1.000 dari harga semula Rp13.000/kg menjadi Rp14.000/kg. 


Seledri naik menjadi Rp24.000/kg dari sebelumnya Rp20.000/kg. 


Untuk harga komoditi beras kualitas I naik Rp125 dari Rp12.000/kg menjadi Rp12.125/kg. 


Beras kualitas II naik Rp63 dari Rp11.250 menjadi Rp 11.313/kg. 


Beberapa bahan komoditi yang mengalami penurunan, di antaranya daging Ayam Broiler turun Rp500 dari Rp29.000/kg menjadi Rp28.500/kg. 


Ikan asin teri turun Rp3.750 menjadi Rp87.500/kg dari sebelumnya Rp91.250/kg. 


Menurut Putra, kenaikan tersebut terjadi secara spontan tergantung permintaan dan pasokan. Bahkan ada satu komoditi yang mengalami kenaikan harga hingga 50% yang disebabkan mulai berkurangnya pasokan stok komoditi di pasaran, sehingga mempengaruhi harga pasar. 


Sebaliknya, untuk komoditi yang mengalami penurunan harga, dapat terjadi karena stok di pasar melebihi permintaan konsumen. 


“Kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok itu katanya, akibat pasokan berkurang dari produsen kepada pedagang yang ada di pasar, sementara kebutuhan tinggi. kami berharap harga kebutuhan pokok berlaku secara umum dan tidak terjadi kenaikan. Ada komitmen dari distributor, berjanji melakukan pemantauan stok masing-masing agen,” ungkapnya. 


Lanjutnya lagi, pada minggu keempat ada komoditi yang mengalami perubahan harga secara signifikan, yaitu buncis sebesar 50%. Namun, komoditi ini bukan termasuk komoditi strategis yang mempengaruhi daya beli masyarakat secara umum. 


“Secara umum fluktuasi harga masih dalam batas kewajaran, atau di bawah 25%," pungkasnya. 


Kepada para pedagang, Putra mengimbau untuk tetap memasarkan dagangannya secara wajar dan sesuai dengan standar jual beli pasar yang berlaku dan tidak merugikan konsumen maupun pedagang itu sendiri. 


“Selagi itu tidak berbahaya, kenaikan harga itu tidak perlu dikhawatirkan. Justru itu menunjukan adanya perkembangan di ekonomi kita," tutupnya. (syam)