Guru Adalah Permata Dunia -->

Iklan Atas

Guru Adalah Permata Dunia

Senin, 13 September 2021
Guru ketika mengajari anak didik.


Oleh : Darmalinda S.Pd.I


Siapa yang tidak mengenal dengan guru? Ya kita pastinya familiar dengan sebutan “guru”, beliau dalam menurut lingkup besar dijadikan sebagai orang tua kedua setelah ibu ayah dan sebutan ini memiliki arti yang sangat mendalam. Kenapa mereka harus disebut sebagai orang tua kedua kita? Bukankah yang melahirkan kita adalah orang tua kita sendiri?  


Guru adalah sesosok manusia yang diberikan kelebihan untuk mentransfer ilmu kepada siswa. Kata guru mempunyai makna ‘digugu dan ditiru’ yang artinya, mereka menjadi contoh dan panutan. Namun secara umum, guru merupakan suatu pekerjaan yang mulia, dan disebut sebagai tenaga profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, melatih, mengarahkan, menilai, mengevaluasi dan mentransfer ilmu.


Didalam berbagai macam referensi, serta beberapa kajian yang merujuk di kitab tarbiyah pendidikan, bahwasanya arti orang tua itu sangat meluas, memang benar, jika kita menyebutkan sorang yang pantas disebut orang tua adalah orang yang melahirkan kita, tapi kita bisa memahaminya lagi, bahwasanya dalam hal untuk membuat kita menambah wawasan, berusaha untuk memberi jalan agar muridnya bisa mencapai masa depan, serta mengajarkan beberapa attitude yang baik kepada anak-anak, nah bukan kah itu pekerjaan orang tua, dan juga pekerjaan guru jikalau kita berada disekolah ?


Dari beberapa sumber terpercaya, 80% banyak anak-anak mencapai sebuah visi misi mereka itu disebabkan oleh guru sendiri, dan tidak terkecuali juga, banyak dari anak anak lebih paham kepada tuhan mereka sendiri itu disebabkan campur aduk oleh tangan guru sendiri, nah dari situ kita tahu, posisi guru di kehidupan kita, bukanlah posisi yang biasa.


Ada dari beberapa penulis yang bernama william athur ward pernah menuliskan beberapa kalimat tentang guru yaitu ”Guru biasa hanya bisa menceritakan. Guru yang baik mampu menjelaskan. Guru yang unggul mampu menunjukkan. Guru hebat bisa memberikan inspirasi.


Untuk itu posisi guru menjadi prioritas utama bagi anak anak juga, karena pada hakikatnya, Keberhasilan seorang siswa di sekolah tidak hanya ditentukan antusias belajar yang tinggi. Banyak penopang lain untuk mewujudkan prestasi gemilang. Tidak banyak orang menyadari bahwa keberhasilan atau prestasi yang digapai pelajar sesungguhnya bukan murni hasil jerih payah pelajar itu sendiri, tetapi ada peran penting seorang guru disana, di samping peran signifikan orangtua. 


Sekolah terbentuk jika didalamnya ada pengajar, atau bisa disebut sebagai inti dari sekolah, karena tanpa guru, sekolah tidak akan ada apa apanya. Guru merupakan pendidik yang bertanggungjawab memberi bimbingan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya.


Seorang Guru akan merasakan kesenangan yang luar biasa bersentuhan dengan siswa setiap hari, berinteraksi dengannya selalu menentramkan, melihat para siswa sukses di kemudian hari sungguh sangat membahagiakan.


Guru  adalah sumber inspirasi dan semangat bagi siswa, semangatnya siswa belajar di sekolah adalah ledakan dari semangatnya guru. Guru adalah model atau public figure bagi siswa, setiap langkah dan ucapan guru dijadikan contoh oleh siswa.


Peran guru di sekolah tidak dapat digantikan oleh teknologi secanggih apapun. Oleh karenanya, guru harus benar-benar menyiapkan diri menjadi guru yang hebat. Guru hebat adalah guru yang mengabdikan dirinya secara totalitas dan memandang bahwa mencerdaskan siswanya adalah kewajibannya.


Ada sebuah ungkapan syair arab mengukir sebuah kata mengenai tentang guru dari beberapa sumber terpercaya dari sumber  https://www.putrakapuas.com/2018/11/mahfudzot-kelas-2-kmi-gontor-bag18.html 


اِحْتِرَامُ الـمُعَلِّمِ وَالطَّبِيْبِ

Penghormatan Kepada Guru dan Dokter.


إِنَّ الْمُعَلِّمَ وَالطَبِيْبَ كِلاَ هُمَا #

لَا يَنْصَحَانِ إِذَا هُمَا لَمْ يُكْرَمَا

Sesungguhnya guru dan dokter itu dua duanya. Tidak akan memberi nasehat kalau keduanya tak dihormati.


 فَاصْبِرْ لِدَائِكَ إِنْ جَفَوْتَ طَبِيْبَهَا #

وَاقْنَعْ بِجَهْلِكَ إِنْ جَفَوْتَ مُعَلِّمًا

Maka sabarlah atas penyakitmu kalau engkau menjauhi dokter dan puas lah dengan kebodohanmu jika engkau menjauhi guru.


Sekarang ada peristiwa yang banyak terjadi di negeri kita yaitu, banyaknya orang tua wali murid memilih-milih bahkan mengomel dari belakang dengan menggunjing guru.


Semisalnya anak sang wali murid masih merasakan anak nya belum berkembang atau bagaimana semenjak anaknya di sekolahkan, dan dari dikarenakan itu, banyak dari wali murid, mencari sesosok guru yang bisa membuat anak nya pintar? Bahkan ada dari kalangan pelajar menengah menuduh guru nya memakai ilmu hitam, diambil dari kutipan https://www.tribunnews.com/regional/2020/11/13/orang-tuanya-tuduh-seorang-guru-punya-ilmu-hitam-dua-siswi-ini-dikeluarkan-dari-sekolah


Parah enggak, kalau misalnya sudah sampai segitunya tingkah laku manusia terhadap guru, sebenarnya baik buruknya anak, pintar bodohnya anak, itu semua tidak bisa disalahkan keseluruhan kepada guru, yaa kenapa?  contohnya saja jika anak itu tetap bodoh walaupun ia sekolah, pada hakikatnya para siswa tidak menguasai pelajaran bukan karena mereka tidak pintar, melainkan karena kurangnya motivasi dalam diri mereka untuk belajar. Tidak ada manusia yang dilahirkan di dunia dalam keadaan bodoh, namun bagaimana cara dunia memperlakukan merekalah yang membuat mereka terlihat bodoh.


Nah, selain guru, lingkungan adaptasi, teman keluarga bisa menjadi pemicu terbentuknya perilaku murid murid. Nah bagaimana dengan kita? Apakah kita tertarik menjadi guru? Jikalau iya Jadilah guru hebat, bukan sekedar menyandang sederet titel akademik, tapi ia memiliki kemauan, kemampuan dan kesempatan untuk memberikan perhatian dan kepedulian terhadap anak-anak didiknya. 


Ia bahkan tidak bisa tidur nyenyak, merasa bersalah dan berdosa kalau melihat salah satu anak didiknya tidak ada perubahan kearah yang lebih baik.


Guru hebat itu sosok guru yang produktif dan efektif dengan karakteristik-karakteristik hebat. Selalu mencari dan berusaha untuk menguasai beragam teknik, metode, atau pendekatan mengajar melalui cara-cara baru yang menyenangkan dalam menyampaikan materi. Senantiasa memodifikasi teknik mengajarnya dan membuat anak-anak senantiasa menunggu kejutan apa yang akan disajikan di saat ia masuk kelas.


Masih seputar tentang guru, ada yang sedikit orang yang mengetahui tentang guru, mungkin sudah ada yang tahu, bahwasanya guru adalah pekerjaan mulia, mulia disini konteksnya cukup luas, mungkin ada yang mengatakan guru disebut mulia karena mengajarkan orang yang belum tahu apa-apa menjadi tahu, atau meluangkan waktunya untuk mendidik yang mana, anak yang diajarinya bukan dari darahnya sendiri, yaa itu benar, tapi ada yang lebih mulia dari semua itu, yaitu derajatnya serta pahalanya guru tetap mengalir walau ia sudah meninggal selama anak muridnya melakukan semua apa yang diajarkan gurunya kepadanya masyaa allah kan.


Diambil dari kutipan hadist Rasulullah SAW bersabda yang artinya “Jika seorang insan meninggal, maka terputuslah amalnya kecuali tiga amal : sedekah yang mengalir, ilmu yang bermanfaat, dan sanak yang selalu mendoakan,” HR. Al-Tirmidzi.


Sekarang di zaman ini, guru mempunyai 2 sifat karateristik yang mana diantara keduanya itu bersifat baik, tidak merugikan sama sekali kepada murid dan orang tua. Sifat ini, pada intinya mengacu kepada pengembangan idealisme siswa serta mengembangkan antusias siswa dalam belajar, sifat guru ini ada : Guru yang bersifat kurikulum dan Guru yang bersifat inspiratif.


Guru kurikulum sangat patuh pada kurikulum dan merasa berdosa bila tidak bisa mentransfer semua isi buku yang ditugaskan. Ia mengajarkan sesuatu yang standar (habitual thinking) dan jumlahnya sekitar 99%. Dan dari ini Guru kurikulum melahirkan manager-manager handal.


Sedangkan guru inspiratif jumlahnya kurang dari 1%. Ia bukan guru yang mengejar kurikulum tetapi mengajak murid-muridnya berfikir kreatif (maximum thinking). Ia mengajak murid-muridnya melihat sesuatu dari luar (thinking out of box) mengubahnya di dalam lalu membawa kembali keluar, ke masyarakat luas. Dan dari ini guru inspiratif melahirkan pemimpin pembaru yang berani menghancurkan aneka kebiasaan lama.


Didalam pembelajaran juga, guru mempunyai beberapa metode untuk mengajarkan pelajaran yang ia ingin sampaikan kepada muridnya yaitu :


1. Melalui Pendekatan Kecerdasan Spiritual. Pada ranah ini, pendekatan yang harus dilakukan oleh guru adalah meningkatkan potensi siswa dengan membangkitkan spiritual quotient dengan cara menanamkan dan mengajarkan nilai-nilai kebenaran yang terkandung dalam agama, guru bisa menanamkan kepada setiap anak didik bahwa setiap yang dilakukan oleh kita manusia adalah bernilai ibadah dan sebagai manusia harus bisa memberi manfaat bagi manusia yang lain.


2. Melalui Pendekatan Kecerdasan Sosial. Menurut Edward L. Thondrike kecerdasan sosial (social intelligence) adalah kemampuan untuk saling mengerti sesama manusia dan bijaksana dalam hubungan sesama manusia, semua harus tahu bahwa kecerdasan sosial berbeda dengan kemampuan akademik.


3. Melalui Pendekatan Emosional. Pendekatan emosional yang bisa dilakukan misalnya dengan selalu menebarkan energi positif pada anak didik, toleransi terhadap ketidaksempurnaan, dan mencintai sepenuh hati anak didik dengan perbedaan yang dimiliki mereka. Menjadi guru inspirator harus bisa memberikan inspirasi atau petunjuk yang baik bagi kemajuan siswa, memberikan petunjuk kepada siswa bagaimana cara belajar yang baik, media apa yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, sehingga hal tersebut akan melahirkan sebuah inspirasi dan dalam diri siswa tersebut untuk terus belajar guna meraih prestasi gemilang.


Nah dari semua itu, kita yakin, bahwasanya apa yang dilakukan guru buat muridnya adalah hal baik. Untuk itu, bagi kita mempunyai keinginan untuk menjadi guru, dari sekarang bekali diri kita dengan mempelajari semua pendidikan yang disampaikan oleh guru kita sekarang, kenapa dengan pendidikan, Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam hidup dan kehidupan manusia. Gagasan dan pelaksanaan pendidikan selalu dinamis sesuai dengan dinamika manusia dan masyarakat.


Dari dahulu sampai nanti pun pendidikan itu selalu mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan sosial budaya dan perkembangan IPTEK. Pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan pendidikan itu disebut aliran-aliran pendidikan. Aliran-aliran ini harus dipahami oleh setiap calon tenaga kependidikan, terutama calon guru pendidikan di Sekolah Dasar agar mereka mampu menangkap makna setiap gerak dinamika pemikiran-pemikiran dalam pendidikan dasar itu sendiri.


Pemahaman itu akan membekali calon guru Pendidikan Sekolah Dasar dengan wawasan kesejarahan, yakni kemampuan memahami kaitan antara pengalaman-pengalaman masa lampau, tuntutan dan kebutuhan masa kini, serta perkiraan/antisipasi masa yang datang. 


Oleh karena itu, begitu fundamentalnya mempelajari dan memahami landasan filsafat pendidikan dengan berbagai macam aliran-aliran pendidikan di dalamnya, baik aliran-aliran pendidikan klasik maupun modern yang dapat memberikan dasar pemikiran dalam pengambilan keputusan, bertindak dan mengevaluasi kegiatan pendidikan di Sekolah Dasar dengan tepat dan baik.


Guru Yang Baik Adalah Guru Yang Mengajar Muridnya Dengan Hati yang tulus


Seorang guru tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan kepada murid muridnya, tetapi juga mendidik mereka. Untuk mendidik, tidak harus mengajar di bidang etika atau menjadi guru agama Mengajar di bidang apapun, sesungguhnya setiap guru dapat menerapkan pendidikan bagi para muridnya, yakni mengajar dengan hati


Menjadi guru jangan hanya ingin menjadi orang yang didengarkan kata-katanya, tetapi juga harus bersedia mendengarkan kesulitan yang dihadapi oleh muridnya. Prinsip dasar inilah yang sering dilupakan, sehingga kalau kita mau bicara dengan jujur, pada masa ini, yang berdiri di depan kelas, kebanyakan adalah tenaga-tenaga pengajar. Bukan seorang guru. Bagaimana mungkin menjadi guru, setelah satu tahun mengajar, masih tidak dapat menghafal nama murid-muridnya. Murid Disuruh Mengerjakan Soal, Guru Sibuk Dengan HP.


Murid-murid di jaman kini, sudah jauh lebih kritis dibandingkan dengan murid-murid 10 tahun lalu. Coba dengarkan apa yang mereka saling ceritakan diluar kelas ”Pak guru, suruh kita kerjakan soal yang banyak agar bisa main Hp Sehingga ketika kita saling menyontek, pak guru sama sekali tidak melihat.”


Bayangkan, kalau di benak murid murid, sudah tertanam kan image seorang guru yang tidak dapat menjaga kewibawaan seorang pendidik maka apakah kita masih bisa berharap kelak anak anak didik sang guru bakal menjadi anak-anak yang cerdas dan jujur ?


Kendati, saya bukan lagi seorang guru, namun senantiasa mengikuti perkembangan pendidikan, karena mengkhawatirkan bila cucu-cucu, kami berada dalam tangan seorang pengajar, bukan seorang guru.


Guru adalah Seorang Pemimpin


Seorang guru adalah seorang pemimpin. Yang cara berpikir, sikap mental dan prilakunya yang tercermin dalam keseharian di depan dan diluar kelas, menjadi contoh teladan bagi anak-anak yang berada diasuhnya. Seorang yang tidak dapat memimpin diri sendiri, mustahil akan dapat menjadi seorang guru yang baik.


Tulisan ini sama sekali tidak bermaksud menggurui, hanya sekedar saling mengingatkan, bahwa seorang guru, adalah sosok yang seharusnya patut ditiru prilakunya. Beruntung masih cukup banyak guru yang patut menjadi teladan, namun masih cukup banyak yang berdiri sebagai pengajar. Semoga kedepan setiap sosok yang berdiri mengajar di depan kelas adalah seorang guru.


Daftar pustaka

https://www.tribunnews.com/regional/2020/11/13/orang-tuanya-tuduh-seorang-guru-punya-ilmu-hitam-dua-siswi-ini-dikeluarkan-dari-sekolah.


Sumber : https://www.putrakapuas.com/2018/11/mahfudzot-kelas-2-kmi-gontor-bag18.html (***)