Komentar |
| ilustrasi anak |
Jakarta - Kementerian Kesehatan Malaysia (MoH) waspada setelah menerima laporan bahwa 67 anak di bawah 18 tahun meninggal akibat Covid-19 sepanjang 2021 ini.
The Straits Times melaporkan, MoH khawatir karena data tersebut sangat tinggi jika dibandingkan dengan angka corona pada anak di tahun 2020. Tahun lalu, enam anak meninggal akibat Covid-19.
"Data menunjukkan tren kenaikan infeksi pada anak. Data yang juga mengkhawatirkan adalah 67 anak meninggal pada 2021 hingga 19 September, ketimbang enam kematian pada 2020," ujar direktur jenderal kesehatan Malaysia, Noor Hisham Abdullah, sebagaimana dikutip CNNindonesia.
Untuk menanggulangi masalah ini,MoH pun menargetkan program vaksinasi lebih luas untuk anak-anak di Malaysia dalam waktu dekat.
"MoH menargetkan 60 persen remaja 12-17 tahun mendapatkan setidaknya satu dosis vaksin pada November, dan 80 persen yang sudah memenuhi kriteria akan divaksin penuh sebelum pembukaan sekolah tahun 2022," demikian pernyataan MoH Malaysia yang dikutip Malay Mail.
MoH mengimbau agar masyarakat tak khawatir karena manfaat vaksin lebih besar ketimbang risiko yang ditimbulkan.
"Inflamasi hati atau inflamasi jantung jarang terjadi," tulis MoH.
Namun, MoH tak menampik akan risiko efek samping vaksin pada anak. Kebanyakan, efek samping ini terdeteksi di anak laki-laki.
MoH mengimbau orang tua untuk terus memantau kemungkinan efek samping setelah anak mengikuti vaksinasi. Biasanya, efek samping itu terjadi setelah menerima dua dosis vaksin.
Orang tua diimbau untuk segera memeriksakan anaknya jika memang mengalami efek samping setelah menerima dua dosis vaksin Covid-19.
Namun, hingga saat ini, Malaysia baru mengizinkan penggunaan vaksin Pfizer-BioNTech untuk remaja usia 12-17 tahun.(*)