Urgensi Media Dalam Dunia Pendidikan -->

Iklan Atas

Urgensi Media Dalam Dunia Pendidikan

Rabu, 29 September 2021
.


Oleh : Alfian Tarmizi, M.Pd

(Guru SDN 07 Ulakan Tapakis, Padang Pariaman)


Media merupakan sebuah alat yang dipergunakan oleh manusia untuk menghantarkan pesan. Media juga diartikan sebagai alat perantara antara pengirim pesan dan penerima pesan.


Peran media begitu penting dalam dunia pendidikan.Tidak terkecuali diberbagai kalangan pendidik dan praktisi pendidikan.


Adanya media sebagai alat dan perantara penghantar materi yang ingin disampaikan guru pada siswanya, dosen pada mahasiswanya, maka diharapkan tujuan pembelajaran yang diinginkan akan terwujud dengan maksimal.


Dalam suatu kasus, sebagai contoh, sebut saja guru X yang masih menyampaikan materi dengan gaya konvensional (berceramah dari awal sampai akhir materi, tanpa memakai media), akan kesulitan dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan maksimal. Jikalau kita perhatikan kepada guru Y yang memakai metode beragam. Kegiatan guru Y ini didukung oleh media supaya tersampaikan isi pesan materi dengan baik.


Tentu diharapkan hasilnyapun bisa dipastikan akan jauh lebih baik. Sehingga tujuan dari pembelajaran akan tercapai dengan cepat. Pun hasil pembelajaran tidak akan mengingkari proses PBM yang telah dilakukan. 


Jadi peranan media pembelajaran sangat menentukan arah dan tujuan serta keberhasilan dari sebuah pendidikan. Seiring dengan perkembangan waktu, teknologipun kian merambah dunia pendidikan. Metode yang dipakai dalam penyampaian materi di Sekolah mulai berubah.


Dari pembelajaran yang bergaya “teacher centered” (berpusat pada guru) menjadi “student centered”(berpusat pada siswa).  Ragam media berkembang terus, dan banyak diminati untuk dipakai dalam dunia pendidikan. Sebut saja media yang bersifat sederhana dan manual seperti media terbuat dari kertas, gambar, chart, grafik, diagram, foto dan lain sebagainya.


Kini, media sudah berkembang sejalan dengan mengikuti perkembangan teknologi. Seperti media yang bersifat elektronik dan digital; TV, video, CD, komputer, internet, HP android dan lain-lain. Suguhan media beragam dan menarik, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi peserta didik dan mahasiswa dalam menerima informasi melalui proses pembelajaran di sekolah maupun di kampus.


Aksentuasi dari sebuah media dapat ditangkap dengan cepat dan lebih mengena di hati peserta didik ketimbang orasi materi yang bersifat abstrak.Setidaknya coba kita layangkan pandangan di luar akademisi sekolah dan kampus. Bertebaran bermacam ragam media di luar sana. Bahkan membuat masyarakat yang menjemuk begitu cepat menerima informasi tanpa adanya filterisasi dari dalam dirinya sendiri. 


Publik akan terbuka matanya, tersentuh hatinya, bertambah wawasannya. Juga ikut menentukan akan langkah dan gerak mereka dalam aksi nyata untuk menghadapi problematikan kehidupan di dunia ini. 


Begitu juga dengan generasi muda harapan bangsa kita ini yang notabene masih Sekolah. Mereka seakan sudah terkepung oleh tayangan fenomena kehidupan yang instan, baik yang bersifat faktual maupun imajinatif dan fantasi fiktif belaka.


Hal demikian, mereka dapat suguhan melalui media yang sangat canggih bernama internet. Bahaya besar mengintai mereka, sedangkan ia belum punya sistem filterisasi dalam dirinya. Padahal kesemua informasi yang diperoleh, tentu dicerna terlebih dahulu secara gamblang. Sehingga menjadi dasar pijakan mereka dalam bertindak dan bertingkah laku menghadapi kehidupan sehari-hari.


Begitu dahsyat peran media maka membuat para akademisi di sekolah maupun di kampus kewalahan dalam menghadapi serangan “Hidden Curriculum” yang tersembunyi di balik nama “media massa” yang bersifat cetak maupun elektronik.


Kurikulum besar yang tersembunyi di balik tayangan-tayangan bersifat euforia ini sangat menghipnotis dan mengalahkan kurikulum yang ada di sekolah dan diberbagai perguruan tinggi.


Para guru dan dosen harus bekerja keras untuk meminimalisir serangan “Hidden Curriculum” dengan menarik minat belajar siswa dan mahasiswa melalui suguhan berbagai media pembelajaran yang dikemas untuk semenarik mungkin minat mereka. Beragam media belajar yang menarik itu akan membuat siswa dan mahasiswa betah dan bersemangat dalam belajar. 


Menurut Mafardi (2020) keunggulan sebuah media bukan terletak pada tingkat kerumitan dan kecanggihan bahan dan alat sebuah media, melainkan kemampuan sipengguna media dan kapasitas ruang dan waktu serta lingkungan penerima media. Ada media yang canggih, namun kapasitas sipengguna media tidak mampu untuk mengoperasikannya.


Akhirnya, media tersebut tidak berfungsi sama sekali. Namun ada media yang sederhana, tapi mudah mengaplikasikannya, maka fungsi mediapun menjadi sangat menentukan tujuan dan keberhasilan penggunanya.


Dengan demikian, media yang baik adalah media yang mudah diperoleh, mudah digunakan dan sesuai dengan karakteristik konten materi yang akan disampaikan pada audien. Jadi, media yang baik itu adalah media hemat biaya, hemat waktu dan efektif serta tepat sasaran.


Pada era pandemi Covid-19 dan pasca Covid-19 ini peran dan perkembangan penggunaan media sangat signifikan sekali. Setidaknya untuk meminimalisir kevakuman pembelajaran tatap muka selama pandemi. Bahkan, Pemerintah menganjurkan untuk melakukan sistem belajar dari rumah (BDR), sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan sistem pembelajaran tatap muka terbatas (PTS terbatas) dengan membagi kelas dua sift.


Model pembelajaran dalam jaringan (daring) yang bersifat online dan luar jaringan (luring) yang bersifat oflinepun menjadi alternatif pilihan di saat itu.


Pembelajaran sistem daring dan luring dengan model BDR, PJJ, PTM terbatas, tentu membutuhkan kreatifitas guru dan dosen dalam mendisain pembelajaran semenarik mungkin dengan pemilihan media yang cocok dan beragam. 


Kepiawaian guru dan dosen sangat dituntut dalam mengemas pembelajaran berbasis online atau offline. Jika hal demikian tidak diperhatikan, bukan tidak mungkin peran sekolah dan kampus akan digantikan oleh rumah belajar, ruang guru, dan berbagai bimbel yang berlomba-lomba memberikan keunggulan dan diskon yang menarik.


Tulisan ini hanya bersifat paparan tentang pentingnya peran media dalam pembelajaran. Apalagi penyampaian pesan di sekolah formal dan informal baik berupa audio maupun visual.


Kita berkeinginan ada sensitifitas, kreativitas dan inovasi pengguna media. Sejatinya kiranya mampu mengemban tugas mulia untuk mencerdaskan generasi Bangsa yang telah tergerus oleh arus globalisasi melalui media massa.


Untuk itu, kita semua berharap adanya upaya bersama pelaku pendidik, paraktisi pendidik dan pemangku kepentingan. Dan sangat diperlukan sekali untuk mengantisipasi gempuran dari efek negatif globalisasi melalui media massa. 


Sehingga usaha dan kerjasama dari semua pihak pemangku kepentingan itu akan dapat meminimalisirnya. Yakni melalui media-media belajar yang dirancang untuk menyentuh jiwa anak demi menjaga generasi di masa mendatang.***


                                                                             Sumber bacaan:

-Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1989).

- W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1982)

-Arif  S. Sadiman, Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali, 1986)

-Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1989).

- Mafardi, Media Belajar Berbasis IT,  Modul Disain Media Pembelajaran, (Padang : UMSB, 2020).

- Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta : Rajawali Press, 1986).