Fakta Serangan Houthi ke Abu Dhabi dan Perang Yaman -->

Iklan Muba

Fakta Serangan Houthi ke Abu Dhabi dan Perang Yaman

Rabu, 19 Januari 2022

Belasan Tewas dalam Serangan Udara Koalisi Arab Saudi di Sanaa Yaman.


Jakarta - Kelompok pemberontak Houthi di Yaman melancarkan serangan pesawat tak berawak (drone) ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA) pada Senin (17/1).


Serangan drone menargetkan truk tanki berisi bahan bakar di kawasan industri Musaffah, tepatnya dekat fasilitas penyimpanan minyak perusahaan ADNOC. Insiden itu menyebabkan tiga orang tewas.


"Kelompok bersenjata kami melakukan misi militer yang sukses dalam operasi Yaman Hurricane," kata Houthi, Yahya Saree mengutip Al-Masirah yang diberitakan AFP, Selasa (18/1).


Houthi bahkan mengancam telah menargetkan beberapa lokasi vital lainnya di UEA dan meminta warga negara itu menjauhi tempat-tempat penting, sebagaimana juga dikutip CNNindonesia.com.


Berbagai negara dari Arab Saudi, Amerika Serikat, hingga Indonesia mengecam serangan Houthi tersebut.


Serangan awal pekan ini merupakan serangan paling mematikan Houthi pertama di Uni Emirat Arab sejak 2018.


Kenapa Houthi Serang UEA?

UEA sudah menarik diri dari koalisi militer Arab Saudi yang melakukan intervensi dalam perang Yaman sejak 2015.


Koalisi militer itu dibentuk Saudi demi membantu pemerintahan sah Yaman pimpinan Presiden Abdurabbuh Mansur Hadi untuk memberangus Houthi yang kini menguasai Istana kepresidenan Yaman di Ibu Kota Sanaa.


UEA berhenti mengirim pasukannya ke Yaman sejak 2019. Meski begitu, UEA masih memberikan dukungan logistik terhadap pasukan koalisi Saudi di Yaman.


Selama ini, UEA berupaya menghindari terlibat lebih jauh dalam Perang Yaman karena ancaman serangan Houthi.


Sejak Saudi melakukan intervensi di Yaman, Houthi telah meluncurkan rudal hingga drone yang menargetkan berbagai wilayah Saudi, termasuk Mekkah dan Madinah.


Koalisi militer pimpinan Raja Salman bahkan mengklaim Houthi telah meluncurkan setidaknya 430 rudal dan 851 drone ke Saudi sejak 2015.


Arab Saudi juga kerap meluncurkan serangan udara balasan ke basis-basis Houthi di Yaman, terutama Ibu Kota Sanaa. Koalisi pimpinan Saudi juga telah melancarkan serangan udara ke Sanaa sebagai tanggapan atas serangan drone Houthi ke Abu Dhabi awal pekan ini.


Perang Yaman adalah perang sipil berkelanjutan sejak 2014 lalu. Saat itu, pemberontak Houthi berhaluan Muslim Syiah mengambil alih Ibu Kota Sanaa dan kota besar lainnya di Yaman.


Perang yang semula terjadi antara pemerintahan resmi Yaman pimpinan Presiden Mansour Hadi dan pemberontak Houthi, berubah menjadi konflik regional setelah koalisi militer Saudi mengintervensi pada 2015.


Saudi Cs kerap menuding selama ini Iran menyokong pemberontak Houthi. Banyak pihak yang menganggap Perang Yaman pada akhirnya merupakan perang proxy antara Saudi dan Iran yang saling berebut pengaruh di Timur Tengah.


Saudi menuduh Iran selama ini memberikan suplai senjata bagi Houthi, dengan bantuan kelompok milisi Hizbullah dari Libanon untuk melatih para pemberontak.


Dukungan terhadap Houthi bahkan pernah diucapkan sendiri oleh pemimpin tertinggi Iran.


"Saya mendeklarasikan dukungan saya kepada mujahidah yang berjuang di Yaman," ujar Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dalam sebuah pernyataan.


"Saudi dan UEA serta pendukung mereka telah melakukan kejahatan besar di Yaman. Mereka mencoba memecah Yaman. Komplotan ini harus ditentang secara tegas dan Yaman yang bersatu dengan integritas kedaulatan harus didukung," kata Khemenei.


Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan, sebanyak 377 ribu orang tewas akibat perang Yaman sampai akhir 2021.


Menurut laporan itu, 60 persen kematian terjadi karena dampak tidak langsung akibat peperangan seperti kekurangan air bersih, kelaparan, dan penyakit. Sebagian besar yang meninggal karena dampak tidak langsung ini adalah anak-anak karena rentan kekurangan gizi.


Sementara itu, kematian secara langsung akibat pertempuran membunuh lebih dari 150 ribu orang. PBB menganggap Perang Yaman merupakan krisis kemanusiaan terparah dalam sejarah.(*)