Sejarah Berdirinya Kelompok Tani Garuda Emas Desa Salak -->

Iklan Atas

Sejarah Berdirinya Kelompok Tani Garuda Emas Desa Salak

Minggu, 09 Januari 2022
Saya saat bersilaturahmi dengan Ketua Umum Bakornas PWI Achmad Fadillah di Jakarta.


Oleh: Anton Saputra

Berawal dari kunjungan saya ke Jakarta 10 November 2018 lalu untuk melakukan koordinasi dengan Ketua Umum Bakornas PWI (Badan Koordinasi Nasional Pewarta Warga Independen) Achmad Fadillah.


Kala itu, saya diminta oleh Pemimpin Redaksi silletnews.com Ismail Chaniago Ketua Bakornas PWI Kota Batam, Kepulauan Riau agar melakukan koordinasi dengan Ketua Umum di Jakarta.


Di Jakarta saya diajak oleh Ketum Achmad Fadillah menyambangi Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, tepatnya di lokasi Komunitas Gema Bersuci atau Gerakan Masyarakat Bersih Sungai Ciliwung.


Di sanalah, saya menceritakan persoalan-persoalan tentang desa-desa yang berada di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Saat itu, saya banyak diberikan nasehat, saran dan masukan tentang membangun hal-hal positif dari desa dengan tetap melakukan kontrol sosial sebagai wartawan.


Saya diminta untuk mempublikasikan nilai-nilai positif tentang desa, yang bertujuan untuk membangun Indonesia dimulai dari desa.


Nah, sejak saat itu saya mulai berpikir, apa yang bisa saya perbuat seperti yang dimaksud Ketum Achmad Fadillah. 


Seperti biasa, saya berkeliling Kota Sawahlunto mencari informasi untuk menjadikan sebuah berita yang layak dipublikasikan di fajarsumbar.com.


Di sebuah desa, tepatnya Desa Salak, Kecamatan Talawi, saya berhenti sejenak karena melihat sekelompok orang yang sedang duduk-duduk sambil merunduk melihat handphone lagi asyik bermain game online.


Kandang percontohan Kelompok Tani Garuda Emas Desa Salak.


Sekelompok orang tersebut, ada yang masih sekolah, ada pengangguran, ada mantan residivis narkoba dan lainnya. Saya melihat banyak sekali sebenarnya yang dapat dilakukan untuk mendapatkan pengalaman sekaligus berpenghasilan tanpa membuang-buang waktu bermain game online.


Saya sempatkan ngobrol bersama mereka dan saya sampaikan niat untuk membuka usaha ternak ayam pedaging. Kenapa ayam pedaging, karena daging ayam termasuk dalam kategori kebutuhan yang sangat digandrungi masyarakat banyak.


Menanggapi ide saya, mantan residivis narkoba yang sudah 2 kali keluar masuk penjara di antara sekelompok orang tadi tertarik dengan ide saya tersebut.


Target saya pas kena sasaran, cerita punya cerita, saya sampaikan juga niat saya agar kedepannya kita membuat sebuah kelompok tani. Hal ini saya lakukan karena ada dua kandang ayam di Desa Salak berkapasitas seribu ekor ayam masih dalam keadaan kosong karena kehabisan modal dan kendala lainnya serta memanfaatkan lahan-lahan tidur untuk ditanami tanaman yang bernilai ekonomis.


Kemudian saya mulai 'menyekolahkan' BPKB motor saya untuk meminjam sejumlah uang di Bank milik BUMN untuk membangun kandang percontohan.


Niat saya tadi juga di dorong oleh kedua orang tua saya, saudara saya dan kolega-kolega saya serta tokoh masyarakat di Desa Salak. 


Sambil membangun kandang, kami lakukan koordinasi dengan kepala dusun, ketua LPM, perangkat desa, kepala desa, PPL hingga kepala dinas pertanian tentang syarat-syarat untuk membuat sebuah kelompok tani.


Alhamdulillah, proses tersebut dapat kami jalani dengan baik sehingga terbentuklah Kelompok Tani Garuda Emas Desa Salak pada tanggal 4 Oktober 2021.


Kenapa nama kelompoknya Garuda Emas? Saya terinspirasi lambang Negara Indonesia dan logo Bakornas PWI dengan lambang Garudanya serta emas sebagai logam mulia yang bernilai ekonomis tinggi. Jadi saya berkesimpulan bahwa Garuda Emas itu adalah kepanjangan dari Garda Usaha Desa Ekonomi Masyarakat. 


Semoga dengan niat yang mulia ini dapat dipadupadankan dengan kutipan Ketum Bakornas PWI Achmad Fadillah "Anggota Bakornas PWI yang berjuang dan ikhtiar meningkatkan kualitas hidup banyak orang, akan menjadi Rahmat bagi sesama anak bangsa". (***)