Sektor Jasa Keuangan Berkontribusi Negatif Terhadap PDB RI 2021 -->

Iklan Atas

Sektor Jasa Keuangan Berkontribusi Negatif Terhadap PDB RI 2021

Senin, 07 Februari 2022

BPS mencatat sektor jasa keuangan berkontribusi negatif terhadap pertumbuhan ekonomi RI pada tahun lalu, dengan kontraksi 2,59 persen.

Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jasa keuangan ialah satu-satunya sektor berdasarkan lapangan usaha yang berkontribusi negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Secara tahunan, sektor jasa keuangan terkontraksi atau minus 2,59 persen.


Padahal, pada 2020 lalu, sektor jasa keuangan masih menyumbang pertumbuhan 4,12 persen.


Kepala BPS Margo Yuwono mengungkapkan kontraksi sektor jasa keuangan disebabkan oleh tren penurunan suku bunga acuan, sebagaimana dikutip CNNindonesia.com.


Diketahui, sejak pandemi covid-19, Bank Indonesia (BI) atawa bank sentral sudah menyeret turun suku bunga acuan sebanyak 150 basis poin (bps).


"Sektor jasa keuangan terkontraksi 2,59 persen karena perlambatan jasa intermediasi perbankan akibat suku bunga kredit dan pendapatan sekunder pada bank umum. Itu penyebab utama," tutur Margo dalam konferensi pers secara daring, Senin (7/2).


Kondisi itu berbanding terbalik dengan sektor jasa kesehatan yang berkontribusi paling ciamik, yakni 12,16 persen. Sektor jasa kesehatan 'booming' karena pandemi covid masih berlangsung, sehingga pengeluaran masyarakat untuk keperluan kesehatan meningkat.


Diikuti oleh sektor transportasi dan pergudangan dengan kontribusi 7,93 persen, pengadaan listrik dan gas 7,81 persen, infokom 6,21 persen, dan perdagangan 5,56 persen.


Sepanjang tahun lalu, ekonomi RI tercatat tumbuh 3,69 persen. Angkanya di atas tahun sebelumnya yang minus 2 persen, namun masih di bawah ekspektasi Menteri Keuangan Sri Mulyani sebesar 4 persen.


Apabila dibandingkan kuartal IV 2020 lalu atau year on year, pertumbuhan ekonomi RI tercatat tumbuh 5,02 persen.


"Industri pengolahan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal IV. Polanya, mirip dengan kuartal III 2021, di mana industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan," jelasnya.(*)