Program SRA Bernuansa Surau, Ini Penjelasan Kadisdikbud Anwar -->

Iklan Atas

Program SRA Bernuansa Surau, Ini Penjelasan Kadisdikbud Anwar

Rabu, 30 Maret 2022
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Padang Pariaman Drs.H.Anwar,M.Si (foto.dok.c09) 


Parik Malintang
- Pemerintah Daerah Padang Pariaman melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan akan melaksanakan gerakan program Sekolah Ramah Anak (SRA) Bernuansa Surau pada Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Setidaknya, pada tahun 2022 ini, ada 34 SD dan 17 SMP yang akan melaksanakan Program SRA Bernuansa Surau.


Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Padang Pariaman Drs.H.Anwar, M.Si ketika dihubungi fajarsumbar.com, Rabu (30/03/22).


Dijelaskannya, tujuan dari program SRA Bernuansa Surau agar siswa belajar di Sekolah penuh dengan pendidikan karakter yang humanis dan saling berbagi ilmu. Hal demikian, dilatar belakangi merujuk kepada amanat Konvensi Hak Anak melalui Undang-Undang Nomor 23 tahun 2003 tentang Perlindungan Anak dan telah dilakukan perubahan menjadi Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014.


"Agaknya selama ini, dalam proses pembelajaran di Sekolah, anak didik hanya sebagai objek semata. Pun, sering terabaikan beberapa hak anak, bahkan terjadi pelecehan sebagai insan. Juga, pendidikan karakter belum terpenuhi sebagaimana mestinya. Apalagi yang bernuansa Surau sebagai kearifan lokal. Seperti mengaji hafalan baca surat Al-Quran ayat-ayat pendek, shalat berjamaah, shalat Dhuha, shalat jenazah, seni rebana dan beladiri pencak silat Minang" ujar Anwar.


Menurut dia, sekolah seharusnya secara sadar agar berupaya memenuhi hak-hak anak pada setiap aspek dengan terencana penuh tanggung jawab, juga menjunjungi tinggi kearifan lokal. Sehingga program SRA Bernuansa Surau terwujud secara bersih, aman, indah dan sehat yang agamis serta berbudaya seni Minangkabau. 


Berdasarkan inspeksi mendadak (sidak) dan monitoring selama ini, kata Anwar menambahkan, ada diantara SD dan SMP telah punya Mushalla, tetapi belum difungsikan sebagaimana mestinya. Juga telah tersedia puluhan Al-Qur'an dan sekian set alat kesenian Rebana, kok tersimpan rapi dalam almari. Kenapa tidak dipergunakan secara baik oleh pengelola Sekolah. Beragam pertanyaan juga muncul ...? Nah, sebaiknya dipergunakan untuk pengembangan diri anak didik secara ramah. 


"Untuk itu, perlu dikembangkan demi kepentingan anak dan lembaga, dengan komponen pembelajaran ramah anak, dukungan sarana dan prasarana, ada partisipasi komite sekolah bersama orang tua peserta didik. Juga tak kalah pentingnya, adanya PTK tentang hak-hak anak dari guru atau Sekolah" tegas Anwar yang pernah menjabat Kabag Kesra itu.


Kemudian, sebut Kadis Dikbud, maka perlu menjadi perhatian khusus adalah pencegahan terhadap pelecehan yakni membully, memfitnah dan kenakalan sesama anak didik. Disamping itu, bicara dan dengarkan kebutuhan anak didik, juga guru harus punya semangat dan berinovasi serta senang berkolaborasi sesama tenaga pendidik demi kemajuan sekolah. 


"Jadi dalam pelaksanaannya nanti, pihak Sekolah harus melihat kepada skala prioritas, dan pemantauan sekali sebulan dengan evaluasi per-semester. Juga melaporkannya ke Dinas Dikbud Padang Pariaman" minta Anwar. 


Pada tahun 2022 ini, ucap dia, memang diproyeksikan tahap awal sebanyak 34 SD dan SMP untuk melaksanakan SRA Bernuansa Surau. Program SRA Bernuansa Surau ini akan dilaunching nantinya. Kedepan, kesemua SDN dan SMPN telah menjalankan program SRA Bernuansa Surau. 


Sementara itu, Plt Kabid Pembinaan SD Arman, S.Pd yang dihubungi secara terpisah, mengatakan program SRA Bernuansa Surau ini pada tahap awal sebanyak 34 SD dan 17 SMP.  Artinya, pada setiap Kecamatan mewakili 2 SD dan 1 SMP. Ia mengakui masih menghimpun nama-nama Sekolah yang masuk program SRA Bernuansa Surau tahun 2022 ini. 


"Hal demikian, berdasarkan kriteria dari suatu Tim Pemantau Kabupaten Padang Pariaman. Kesemua Sekolah baik SDN maupun SMPN nantinya, diharuskan melaksaknakan program SRA Bernuansa Surau" sebut Arman yang menjabat Kasi Kurikulum dan Kesiswaan itu singkat.(c09).