Puluhan Pelajar SMPN 3 Talamau Ujian di Tenda Darurat -->

Iklan Atas

Puluhan Pelajar SMPN 3 Talamau Ujian di Tenda Darurat

Jumat, 25 Maret 2022
Suasana ujian terakhir SMP 3 Talamau, Pasaman Barat yang dilaksanakan di tenda darurat. (dok eka winarti)


Pasbar, fajarsumbar.com - Puluhan pelajar Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 3 Talamau, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) harus rela melaksanakan ujian terakhir di tenda darurat.


Ujian terakhir di tenda darurat itu terpaksa dilakukan karena di daerah tersebut luluhlantak dihantam gempa tektonik yang berpusat di daerah tersebut, Jumat (25/3/2022).


Akibatnya ratusan rumah tersungkur dan 19 orang dinyatakan meninggal dunia. Ribuan orang harus terpaksa mengungsi di tenda-tenda darurat.


Kini daerah tersebut dalam pemulihan akibat gempa yang telah merusak segala-galanya dan meninggalkan duka yang mendalam terkhusus bagi warga Pasaman Barat.


"Tak pernah mengira bahwa pelaksanaan Ujian Terakhir bagi siswa Kelas 9  di SMPN 3 Talamau  dilaksanakan di dalam tenda seperti ini," tulis Kepala SMP 3 Talamau, Eka Winarti di laman facebooknya, Jumat (25/3).


"Ruangan kelas emang masih layak ditempati, namun karna gempa belum hilang sampai sekarang sehingga anak2 kami ketakutan untuk memasuki ruangan kelas," sambungnya.


"Alhamdulilah, berkat kerjasama dan semangat Bapak/Ibuk guru dan siswa, Ujian Akhir Sekolah di hari pertama ini berjalan seperti biasanya, tanpa kendala apapun, hanya saja ruangannya yg berbeda dr sebelumnya. Kami memakai Lobi dan tenda agar para siswa merasa nyaman menjawab soal2 yg diberikan. Semoga negri kami segera membaik, dan kami bisa memulai kehidupan dengan normal kembali," harap Eka Winarti yang tinggal di Kenagarian Kajai tersebut.


24 Sekolah Rusak Berat

Sebanyak 24 sekolah di Kabupaten Pasaman Barat rusak berat akibat gempa M 6,1. Angka tersebut belum mencakup seluruh sekolah yang berada Pasaman Barat.


Plt Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Pasaman Barat Agusli mengatakan, pihaknya mulai menghitung kerusakan yang terjadi pada institusi pendidikan di bawah kewenangan dinas pendidikan dan kebudayaan.


"Sementara ini, catatannya ada 24 sekolah," kata Agusli sebagaimana dikutip dari detik.com.


Agusli menjelaskan 24 sekolah yang rusak akibat gempa itu masing-masing 15 unit bangunan sekolah dasar, 3 sekolah menengah pertama serta dan 6 taman kanak-kanak serta PAUD.


"Yang rusak itu, 15 dari 26 SD Negeri yang ada, tiga dari 5 SMP serta 6 TK-PAUD," kata dia.


"Dari seluruh jumlah bangunan yang rusak, terdapat 69 ruang kelas yang rusak, lima ruang guru, dan tujuh ruang perpustakaan," jelasnya.


Menurut Agusli, sebagian besar sekolah yang rusak tersebut berada di Kecamatan Talamau. Ia belum bisa memastikan kapan proses belajar mengajar bisa dimulai lagi, meski sudah mendapat bantuan tenda darurat.


"Kita sudah dapat bantuan dari berbagai pihak, termasuk dari Kemendikbud untuk tenda darurat. Tapi kita belum memutuskan kapan bisa belajar mengajar. Pembelajaran di masa tanggap darurat tentu berbeda," katanya.


Pihaknya, tambah Agusli, juga masih belum bisa merinci besarnya kerugian yang dialami institusi pendidikan. "Kerugian materiil belum, karena masih menunggu hasil penghitungan. Tapi berapa yang rusak, sudah kita dapatkan," imbuhnya.(ab/dj)