BALIMAU -->

Iklan Atas

BALIMAU

Minggu, 03 April 2022

 

Deretan perbekalan untuk Balimau atau adonan berbagai jenis bunga dan limau, dipersiapkan u tuk warga disaat Balimau, dipingir sungai. (dok Muslim)

Oleh Muslim 



SETIAP menjelang puasa Ramadhan sebuah tradisi nenek. moyang yaitu Balimau (Mensucikan diri).


Di Ranah Minang, khususnya Solok Selatan tradisi balimau wajib dilakukan, sehingga sore menjelang Bakda Magrib, hampir seluruh tempat tempat wisata, atau tempat pemandian atau sungai, ramai dikunjungi warga, mulai dari anak ABG hingga orang dewasa. 


Coba kita telusuri daerah Kecamatan Sangir Balai Janggo, kegiatan balimau memasuki bulan Suci Ramadhan 1443 H. Balimau banyak diidentikan dengan mandi-mandi, makan-makan dan rekreasi bersama keluarga. Ya begitulah meskipun tidak membawa limau.


Saya juga "berlimau" setiap tahunnya menjelang Ramadhan tiba. Kali ini seperti biasa saya Balimau bersama Sang Raja Tantua Rajo Sailan Sungai Kunyit, para Datuk Pemangku Adat, Penghulu Syarak dan Pemerintahan setempat. 


Tradisi arak-arakan balimau di Sungai Kunyit dilaksanakan pada dua tempat, di Taratak Sungai Kunyit mengiringi Raja dan di Koto Sungai Kunyit mengiringi Datuak Bandaro Kayo. Tata cara pelaksanaannya sama, berarakan turun dari Rumah Gadang dan Masjid berjalan pelan-pelan (baarak) menuju Sungai Tepian Mandi, dilaksanakan disore hari dan selesai menjelang Maghrib.


Balimau artinya mengusapkan air limau ke dahi atau ke ujung rambut (bukan mandi). Sementara limau yang diusapkan itu merupakan racikan rempah-rempah dibuat secara tradisional. Bahannya akar dan daun semua jenis jeruk, berbagai ragam akar rumput, diracik sampai halus, dijemur dan dikasih sedikit air, dimasukkan ke mangkok dijunjung pakai dulang oleh para ibu-ibu atau dayang-dayang Sang Raja.(*)