Di Hadapan DPR, Sri Mulyani Pede Ekonomi RI Bisa Tumbuh 5,9% di 2023 -->

Iklan Atas

Di Hadapan DPR, Sri Mulyani Pede Ekonomi RI Bisa Tumbuh 5,9% di 2023

Selasa, 31 Mei 2022

 

 

Menteri Keuangan Sri Mulyani 


JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan bahwa perekonomian Indonesia di tahun 2023 akan tumbuh dalam rentang 5,3% hingga 5,9%.


"Mempertimbangkan potensi ekonomi domestik yang masih tinggi dan langkah-langkah antisipatif pemerintah serta potensi risiko ketidakpastian global yang relatif tinggi maka cukup realistis bahwa perekonomian Indonesia di tahun 2023 diperkirakan akan tumbuh pada rentang 5,3% – 5,9%," kata Sri dalam rapat paripurna DPR RI, Selasa (31/5/2022),sebagaimana dikutip okezone.com.


Dalam kesempatan tersebut, dia juga memberikan tanggapan dan jawaban terhadap berbagai pertanyaan dan pandangan yang telah disampaikan oleh sejumlah fraksi. Adapun fraksi-fraksi tersebut terdiri dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Fraksi Partai Golongan Karya.


Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya, Fraksi Partai Nasional Demokrat, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Fraksi Partai Demokrat, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Fraksi Partai Amanat Nasional, serta Fraksi Partai Persatuan Pembangunan.


"Menanggapi pandangan seluruh Fraksi mengenai asumsi pertumbuhan ekonomi, kami sependapat bahwa pertumbuhan ekonomi yang kuat dan inklusif diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat. Dari sisi domestik, kami memandang bahwa prospek pemulihan ekonomi nasional terus menguat," ujar Sri.


Berkaca pada efek dari periode commodity boom di tahun 2011 dan 2012, investasi akan menjadi pendorong pertumbuhan, terutama dalam memanfaatkan harga komoditas yang tinggi serta akselerasi transformasi ekonomi.


Sementara dari sisi investasi publik, keberlanjutan proyek-proyek strategis nasional serta pengembangan IKN Nusantara akan mendorong pertumbuhan investasi sekaligus menstimulasi aktivitas investasi sektor swasta di masa depan.


"Membaiknya intermediasi sektor keuangan yang ditandai oleh peningkatan pertumbuhan kredit perbankan, juga akan turut mendukung aktivitas investasi. Di sisi lain, dorongan dari konsumsi masyarakat juga akan semakin kuat, seiring dengan perbaikan tingkat kesejahteraan," jelas Sri.


Dia menyebut pola konsumsi juga akan mulai normal. Jenis-jenis konsumsi yang sempat tertekan di masa pandemi, seperti konsumsi pakaian, sepatu, maupun terkait leisure seperti pariwisata dan kunjungan ke pusat-pusat rekreasi akan meningkat di tahun ini dan bahkan menguat di tahun depan.


"Meskipun demikian, pandangan Fraksi-Fraksi terkait pertimbangan risiko global terkini terhadap asumsi pertumbuhan ekonomi juga sejalan dengan pemerintah. Selain upside risks yang kami sebutkan tadi, perekonomian nasional masih harus dihadapkan dengan downside risks," sebutnya.(*)