Sambut Idul Fitri, Masyarakat Kelurahan Tigo Koto Dibarua Gelar Festival Beduk Akuistik Reliji -->

Iklan Atas

Sambut Idul Fitri, Masyarakat Kelurahan Tigo Koto Dibarua Gelar Festival Beduk Akuistik Reliji

Minggu, 01 Mei 2022
Lomba beduk dan akuistik reliji di Mesjid Arsyad Nan Kodok 


Payakumbuh, fajarsumbar.com - Tak tanggung-tanggung, untuk memeriahkan peringatan Nuzul Quran Ramadhan 1443H,  kelurahan Tigo Koto Dibarua, Sabtu (30/04/2022) laksanakan lomba Beduk Akuistik Religi yang diselenggarakan Remaja Masjid (RISMA) di 2 lokasi di kelurahan setempat.


Warga kelurahan Tigo Koto Dibarua tampak antusias menghadiri Lomba Beduk Akustik Religius yang sudah menjadi agenda tahunan di kedua mesjid ini, yakni mesjid Nurul Jannah Payolinyam dan mesjid Arsyad Nan Kodok. Walau acara digelar serentak, namun warga tetap semangat mengikutinya. Tampak jadi tokoh masyarakat bersama Lurah Tigo Koto Dibarua, Eva Neldi dan panitia pelaksana.


Selain itu, tampak diramaikan para pemudik yang lewat. Karena, kedua mesjid tersebut terletak dipinggir jalan utama Payakumbuh - Pekanbaru.


Menurut ketua pelaksana lomba beduk akuistik reliji Mesjid Nurul Jannah Payolinyam, Rezi Afriandi, lomba beduk, akuistik reliji merupakan puncak lomba peringatan Nuzul quran Ramadhan, tahun ini. Sebelumnya telah dilaksanakan mtq tingkat lansia, yang sebentar lagi bakal diserahkan hadiahnya kepada para pemenang.


"Acara kita dempet dengan saudara kita di Risma mesjid Arsyad. Tak apalah, yang penting kita tetap semangat memajukan kelurahan kita. Kelurahan bergabung sejak 2015 lalu. Kita harus semangat ditengah perubahan nomenklatur. Termasuk memajukan bidang keagamaan. Acaranya sama persis. Dalam kondisi ini, para peserta bisa ikut 2 lomba di satu kelurahan. Usai tampil disini, lanjut ke Mesjid Arsyad. Demikian sebaliknya,"terang Rezi.


Terkait pendanaan, Rezi menerangkan bahwa lomba didanai swadaya dan sumbangan donatur.


Sementara, Ketua pelaksana lomba di Mesjid Arsyad Nan Kodok Ahmad didampingi Ketua Risma Arsyad Kodri menyebut lomba yang digelar akhir Ramadhan tersebut adalah rutinitas di Mesjid Arsyad. Sambut 1 Sawal dengan peningkatan semangat bermesjid.


"Tetap semangatnya para pemuda. Ini tradisi keagamaan dan kampung kita yang harus dijaga dan dilestarikan, khusus bagi generasi muda. Saat ini kemajuan zaman bisa melanda budaya, jika pola pikir kita dilindas kemajuan tersebut. Kuncinya, kita selalu kompak membangun kampung secara bersama di tengah perbedaan. Majukan kampung dengan peningkatan SDM melalui pendidikan. Semoga kegiatan ini bisa menyatukan kita dalam menjaga islam dan budaya lokal di Kenagarian Koto Nan Godang. NKRI adalah kita,"ungkap Ahmad penuh semangat.


Menurut mereka, lomba masih didanai secara swadaya dibantu donatur.


"Saat ini peserta lomba beduk telah mendaftar ada 6 tim dengan peralatan lengkap. Sementara untuk lomba akustik reliji sudah mendaftar 11 grup. Biasanya, usai lomba di tempat lain, ada yang mendaftar lagi. Karena lomba ini kita peruntukkan bagi 30 Risma yang undangannya sudah kita sebar,"terangnya.


Di sisi lain, Lurah Tigo Koto dibaruah, Eva Neldi kesempatan itu sampaikan apresiasi kepedulian dan kekompakan masyarakat, khususnya pemuda yang menginisiasi terlaksananya peringatan Nuzul Quran tahun ini.


Terpisah, Wakil Wali Kota Payakumbuh Erwin Yunaz yang sempat meninjau kegiatan ini menyampaikan apresiasi atas semangat Remaja Mesjid yang telah memeriahkan syiar islam di bulan Ramadhan dengan menggelar berbagai lomba keagamaan, terlebih seminggu terakhir jelang 1 Sawal 1443H.


"Kami sangat bangga melihat keaktifan remaja mesjid di Kota Payakumbuh, seminggu belakangan masyarakat sibuk memeriahkan semarak nuzul quran, khususnya pada Ramadhan 1443H. Berbagai kegiatan keagamaan tampak digelar di setiap mesjid, bahkan mushalla. Ini sebagai bukti bangkitnya syiar islam di Kota Payakumbuh. Ini harus dijaga dilestarikan sebagai penangkal pengaruh negatif kemajuan zaman. Saatnya kita kembali ke surau (mesjid) mengaji dan memperdalam ilmu agama disamping handal dalam ilmu pengetahuan umum,"ucap Erwin Yunaz.


Dikatakan Erwin Yunaz, lomba beduk. Disini terkandung sebuah historis. Dimana untuk memberitahu warga bahwa waktu shalat sudah masuk kepada masyarakat. Lomba akuistik reliji merupakan sebuah kemauan umat untuk berkreasi dalam rangka pengembangan syiar islam.


"Zaman dulu, untuk memanggil umat untuk salat dipakai beduk. Terus dilanjutkan dengan kumandangan suara azan oleh bilal. Jemaah bersegera menuju mesjid. Hal ini harus dijadikan motivasi pati bagi kita saat ini. Di tengah kemajuan teknologi, suara azan dikumandangkan dengan pengeras suara. Untuk itu, mari kita ramaikan mesjid. Pemuda dituntut tampil sebagai penggerak, bagaimana mesjid ramai oleh pemuda. Salah satu penghuni sorga adalah pemuda yang terpaut hatinya di mesjid,"notivasi Erwin Yunaz.


Dulu ada musik gambus kasidah, sekarang sudah berkembang muncul akuistik dan kreasi musik reliji. Itu bentuk kemajuan kreatif remaja. Selama tidak menyalahi aturan islam, kita supor untuk berkembang. Terus maju pemuda melalui Remaja Mesjid dalam kegiatannya. Minal aidin wal faidzin,"pungkas Erwin Yunaz.


Lomba beduk yang memperebutkan tropi dan tabanas ini berlangsung jelang sahur tiba. Sebagian dari peserta dan panitia tampak makan sahur di mesjid.(Ul)