Soal Kesepakatan Damai, Ukraina Tolak Serahkan Wilayah ke Rusia -->

Iklan Atas

Soal Kesepakatan Damai, Ukraina Tolak Serahkan Wilayah ke Rusia

Senin, 23 Mei 2022

 

Ukraina tilak gencatan senjata jika harus serahkan wilayah ke Rusia

UKRAINA - Pemerintah Ukraina mengatakan tidak akan menyetujui kesepakatan gencatan senjata dengan Rusia yang melibatkan penyerahan wilayah.


Penguatan jelas posisi Ukraina terjadi sehari setelah Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan perang hanya dapat diselesaikan melalui diplomasi.


Penasihat Presiden Mykhaylo Podolyak mengatakan konsesi akan mengarah pada serangan Rusia yang lebih besar dan lebih berdarah, sebagaimana dikutip Okezone.com.


Komentarnya muncul saat Rusia terus berupaya mengepung pasukan Ukraina yang mempertahankan Severodonetsk di timur.


Dalam perkembangan lain, Presiden Polandia Andrzej Duda telah menjadi pemimpin asing pertama yang berpidato di parlemen di Kyiv secara langsung.


Dia menerima tepuk tangan meriah saat dia menyatakan bahwa hanya orang Ukraina sendiri yang bisa memutuskan masa depan mereka.


Dia menambahkan bahwa Polandia akan melakukan apa saja untuk membantu Ukraina bergabung dengan Uni Eropa (UE).


Namun, Menteri Eropa Prancis, Clément Beaune, mengatakan dalam sebuah wawancara radio pada Minggu (22/5/2022) bahwa mungkin diperlukan "15 atau 20 tahun" bagi Ukraina untuk diterima sebagai anggota UE.


Saat pertempuran berlanjut, Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan dalam pembaruan hariannya bahwa pasukan Rusia berusaha menerobos pertahanan Ukraina untuk mencapai perbatasan administratif wilayah Luhansk paling timur negara itu.


Gubernur regional Luhansk, Serhiy Haidai, mengatakan Rusia telah berusaha masuk ke Severodonetsk dari empat arah yang berbeda.


Menulis di aplikasi perpesanan Telegram, dia mengatakan upaya itu tidak berhasil, tetapi penembakan di daerah pemukiman terus berlanjut.


Dia menambahkan bahwa jembatan yang menghubungkan kota ke Lysychansk di dekatnya telah hancur.


BBC sulit memverifikasi klaim secara independen.


Ada seruan di beberapa negara Barat untuk gencatan senjata yang dapat melibatkan pasukan Rusia yang tersisa di beberapa wilayah yang mereka duduki di selatan dan timur Ukraina sejak Moskow menginvasi negara itu pada 24 Februari lalu.


Baru-baru ini, Perdana Menteri Italia Mario Draghi mengatakan kepada Senat negaranya pada hari Kamis bahwa gencatan senjata "harus dicapai sesegera mungkin".


Namun Podolyak mengatakan bahwa tindakan seperti itu akan menjadi bumerang.


"Perang tidak akan berhenti. Itu hanya akan dihentikan untuk beberapa waktu," katanya.


"Mereka akan memulai serangan baru, bahkan lebih berdarah dan berskala besar,” lanjutnya.


Wartawan BBC Joe Inwood di Kyiv mengatakan saat ini tidak ada jalan tengah antara apa yang diinginkan Rusia dan apa yang akan diterima Ukraina.


Dia menjelaskan sementara kedua belah pihak merasa mereka memiliki peluang untuk bertarung, negosiasi tidak mungkin dilakukan. (*)