Alfian Tarmizi Berikan Pencerahan IKM, KKG PAI VII Koto Merasa Puas -->

Iklan Atas

Alfian Tarmizi Berikan Pencerahan IKM, KKG PAI VII Koto Merasa Puas

Kamis, 23 Juni 2022
Narasumber Alfian Tarmizi,M.Pd memberikan pencerahan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) tentang Mata Pelajaran (Mapel) Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam kegiatan KKG PAI VII Koto di Aula UPTD, Kamis 23 Juni 2022 (foto.rin)


Sungai Sariak - Kurikulum Merdeka merupakan Kurikulum 2013 (K-13) yang telah disempurnakan dan telah disederhanakan dalam operasionalnya. Jadi, tidak perlu kuatir dan takut salah dalam pengimplementasiannya di sekolah masing-masing.


Demikian penjelasan Narasumber Alfian Tamizi, M.Pd ketika memberikan materi Implementasi Kurikum Merdeka (IKM) berkaitan Mata Pelajaran (Mapel) Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Kelompok Kerja Guru (KKG) PAI Kecamatan VII Koto Sungai Sarik di Aula ex Kantor UPTD setempat, Kamis, (23/06/22).


Ia mengemukakan, ganti kurikulum ini tidak serta merta mengganti buku sebagai bahan ajar. Toh, buku dari K-13 itu masih bisa dipergunakan, asalkan Capaian Pembelajarannya (CP) selaras dengan Kompetensi Dasar (KD).


Lebih lanjut Alfian memaparkan kemudahan-kemudahan yang ditawarkan kurikulum merdeka ketimbang K-13 yang cukup rumit dalam pelaksanaannya. Apalagi dalam hal penilaian pembelajaran nantinya.


"CP yang menjadi tujuan belajar dari suatu unit pembelajaran itu, merupakan sekumpulan kompetensi dari lingkup materi pembelajaran yang disesuaikan dengan kurikulum satuan pendidikan. Juga, telah diselaraskan dengan karakteristik peserta didik dengan dukungan sumber daya pada satuan pendidikan yang bersangkutan" ucap Alfian Tarmizi yang pernah menjadi Instruktur Kabupaten (IK) sebanyak tiga kali angkatan pada K-13.


Salah satunya, sebut Alfian Tarmizi, peniadaan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), Silabus, Program Tahunan (Prota) dan Program Semester (Promes). Kesemuanya, tidak diharuskan lagi dalam pembelajaran Merdeka Belajar ini. Sedangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang diperluas menjadi Modul Ajar. 


Menurutnya, ada 13 (tiga belas) komponen dalam modul ajar, akan bisa disesuaikan dengan kebutuhan satuan pendidikan. Hal demikian, telah sesuai dengan Permendikbudristek No.16 tahun 2022 tentang Standar Proses. Yakni komponen terpenting dalam modul ajar ada 3 (tiga) adalah Tujuan Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran dan Penilaian.


"Jadi, hal yang terpenting dalam kurikulum merdeka ini, metode pembelajaran yang bersifat diferensiasi. Artinya, pembelajaran yang dikemas guru dengan mempertimbangkan tingkat perkembangan pengetahuan dan karakteristik peserta didik. Oleh karena itu, pembelajaran yang disuguhkan, haruslah memenuhi kebutuhan seluruh peserta didik yang berbeda tingkat pemahaman dan gaya belajarnya" jelas Kepala SDN 17 Ulakan Tapakih itu. 


Jadi metode yang pas, ungkap alumni Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, dengan menggabungkan beberapa metode yang kemungkinan diminati salah satunya oleh peserta didik yang beragam itu. Pun begitu juga, metode yang statis dan konvensional, tidak disarankan lagi. 


Alfian menegaskan, sumber belajar atau bahan ajar serta modul ajar, disediakan pemerintah. Kesemuanya, bisa didonload di platform merdeka belajar. Makanya, para gurupun, akan bisa mengadopsi dan mengadaptasi sesuai kebutuhan dengan lingkungan peserta didik. 


"Hal demikian, sesuai dengan namanya kurikulum merdeka, pemerintah memberikan kebebasan kepada guru untuk berkreatifitas dalam membuat modul ajar. Format dan komponen tidak harus seragam. Yang penting esensial kurikulum dalam modul ajar terjawab. Tentu, telah melapangkan rasa sesak di dada, dikarenakan serbuan gelombang pergantian kurikulum ini" terang Alfian Tarmizi yang alumni MAN Koto Baru Padang Panjang itu mengakhiri.


Sebelumnya, Pembina KKG PAI Kecamatan VII Koto Hendriadi, M.Pd menegaskan, agar guru PAI harus ramah dan terbuka terhadap perubahan kurikulum ini.


"Gunakan peluang kemerdekaan belajar ini untuk berinovasi dan berkreatifitas. Juga, kiranya memanfaatkan teknologi, berupa HP android sebagai sarana dan prasarana sumber belajar" saran Hendriadi yang Kepala SDN 11 Kecamatan VII Koto itu. 


Ia mengharapkan, jadilah guru yang terdepan dalam menjemput bola informasi dengan mengikuti pelatihan seminar, webinar dan zoom meeting terkait kurikulum baru ini.


Sedangkan, Ketua KKG PAI VII Koto Burhani, S.Pd.I mewakili peserta KKG mengungkapkan rasa puas terhadap dahaga akan informasi tentang kurikulum merdeka yang akan dilaksanakan pada awal tahun ajaran 2022/2023 ini.


"Terimakasih tak terhingga atas kehadiran narasumber memberikan pencerahan kepada kami pada KKG PAI VII Koto. Rasa kegamangan menghadapi pemberlakuan Kurikulum Merdeka Belajar ini, telah terjawab secara gamblang untuk dilaksanakan. Terutama berkaitan mata pelajaran PAI" ucap Burhani menanggapinya.(rin/809)