Asal Usul Nama Sungai Lansek -->

Iklan Atas

Asal Usul Nama Sungai Lansek

Rabu, 22 Juni 2022
.

                           

Oleh: Audia Nesty 

(Mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya, Jurusan Sastra Minangkabau, Unand)


Sebelum lahirnya nama Sungai Lansek, dahulunya kampung ini dinamakan Padukuan. Disebut padukuan karena dulu ada beberapa tokoh di Sungai Lansek ini jauh sebelum sebelum badusun banaghoghi, sebelum bakampuang bataratak. 


Maka berundinglah masyarakat Sungai Lansek dengan orang Ampek Tali Sitiung, maka padulah rundingan ini kalau memang iya akan dijadikan perkampungan (banagoghi) dan dinamakan Padukuan (padu rundingan yang telah disepakati) antara orang Ampek Tali dengan orang Sungai Lansek ini. 


Orang Sitiung yang datang ke Sungai Lansek ini dirundingkan dengan Datuak Mandagho, kemudian disepakati lah rundingan ini, setelah itu Datuak Mandagho melakukan rundingan dengan tetua kampung. 


Singkat cerita, kenapa dari nama Padukuan menjadi Sungai lansek, dahulunya di Nagari Siguntur ada seorang raja yang berkuasa bernama Rajo Guci. Seorang yang tidak ada pantangannya, punya kesaktian yang luar biasa, masak atau mentah semuanya dia makan, halal haram semuanya dihantam. Raja ingin menikahi seorang gadis yang ada dikampung ini, akan tetapi tidak diterima oleh kelurga gadis ini dan masyarakatnya dikarenakan tingkah laku perbuatan raja yang tidak baik.



Gadis ini yang mana beliau keponakan Datuak Mandagho yang bernama Gadih Omeh. Seorang gadis yang berasal dari keluarga yang susah, hidup bangsat dan juga melarat. Sehingga tidak mungkin rasanya seorang raja menikahi anak gadis yang seperti itu, karna beliau seorang raja yang menguasa ketika itu. 


Singkat cerita, dicarilah akal oleh Datuak Mandagho untuk menolak pinangan Raja Guci ini. Yaitu dengan cara Gadih Omeh ini disuruh makan dilesung sambal, duduk didepan pintu masuk, membelakangi tangga, dan rambut yang tidak karuan seperti orang gila. 


Tujuannya supaya raja ingin datang meminang tidak menginginkan Gadih Omeh tersebut dan mengira Gadih ini orang gila. Akal-akal an dari Datuak Mandagho awalnya tidak diketahui oleh Raja Guci bahwasanya beliau sudah dibohongi dan diperbodoh oleh Datuak Mandagho.


Tak lama kemudian kabar berita ini terbongkar, Sehingga Raja Guci merasa geram dan marah besar kepada Datuak Mandagho dan masyakarat Sungai Lansek karena telah dibohongi dengan cara seperti tadi. Dan raja akan melakukan peperangan dengan masyarakat Sungai Lansek. 


Keadaan sudah mulai kacau ketika itu, pada akhirnya berundinglah masyarakat Sungai Lansek, beserta orang Ampek Tali (Sitiung) termasuk Orang Nan Sembilan, dan Orang nan 12 di Sungai Lansek ini untuk menyelesaikan pertikaian yang hebat ini. 


Bermusyawarah mufakat seluruh lapisan masyarakat yang ada Nagari Siguntur ini, dan menghasilkan perundingan yaitu; tidak memperbolehkan Seorang raja menikahi anak gadis Sungai Lansek ini, dan sama- sama disepakati juga bahwa Sungai Lansek babapak ka Siguntu, ba induak ka sitiuang. maka dari itu lah masyarakat sungai lansek mengikuti Kewalian Siguntur dan kaitan adatnya ke Sitiung. Kalau secara adat opang tagayuik di sitiuang, tingau tagantuang ka sigungtu.


Pada akhirnya, tanda disahkan hasil perundingan ini maka dilakukan pembantaian 3 ekor kerbau. Satu ekor dibantai mengarah ke mudiak (Siguntur), kerbau kedua di bantai diarahkan kiblatnya ka ulak (Sitiung) dan satu ekor lagi dibantai dengan arah kiblat ke atas. Ini merupakan pertanda ba induak ka sitiung, babapak ka Siguntu, basosian ka tuhan Allah. Babendang kalangik, baseghak an ka bumi, bahwasanya seorang raja tidak diperbolehkan menikah ke Sungai Lansek ini. Maka dinamakan lah Sungai Lansek (Lansek Larangan Rajo). Lansek itu sendiri adalah seorang anak gadis. Dan nama sungai di ambil karena perkampungan ini di aliri oleh Sungai Batanghari. 


Hasil rundingan akan berlaku sampai kapanpun, kemudian berangkat dari peristiwa tersebut, apabila seorang raja yang menikah dengan anak gadis sungai langsat akan kehilangan keramat dan kesaktiannya. Dan hal ini pernah terjadi kembali setelah puluhan tahun semenjak lahirnya nama Sungai Lansek ini di langgar oleh raja Siguntur, sempat menikah, sebelum pada akhirnya raja ini kehilangan keramat dan kesaktiannya dan dikabarkan juga menjadi gila. Dan sampai sekarang pun peristiwa ini menjadi cambuk bagi laki-laki Siguntur untuk menikah dengan gadis Sungai Lansek ini.


Penulis juga mendapatkan cerita yang lain tentang Asal Usul Nama Sungai Lansek ini, ada juga yang menyebut bahwa nama lansek ini di ambil dari istilah pohon lansek (sebagian masyarakat menyebut duku). Jadi ada juga masyarakat menyebut Asal Usul Nama Sungai Lansek itu berasal dari sumpah seorang raja yang diberi tanda (X) pada pohon lansek (Silang sek/tanda silang pada pohon lansek) yang sekarang dipelurus menjadi nama Sungai Lansek. Makna dari tanda X pada pohon lansek tadi yaitu seorang raja tidak boleh menikah dengan anak gadis yang ada di kampung Sungai Lansek ini sendiri.


Hal semacam ini sangat perlu dilakukan dan didokementasikan dengan baik, mengingat dengan era yang saat ini berkembang begitu cepat, penulis juga melihat bagaimana acuhnya anak muda akan sejarah seperti ini, bukan hal tidak mungkin rasanya ”jalan akan di alih orang lalu” jikalau masyarakat dan anak muda setempat tidak memperhatikan sejarah perjalanan kampung mereka sendiri, dimana tempat ia tumbuh dan dibesarkan. Seperti anak-anak sekarang yang sudah termasuk anak-anak milenial yang kurang akan adat istiadat.(***)