JAKARTA -- Panel surya sangat populer karena dapat memanen energi surya dengan baik, tetapi Greenfluidics tidak saja mengenalkan panel untuk menangkap sinar matahari dan mengubahnya jadi energi. Akan tetapi lebih dari itu perusahaan itu memperkenalkan Panel dengan Alga yang tidak hanya menghasilkan listrik tetapi juga menyerap CO2 saat menangkap sinar matahari itu.
Idenya terdengar sangat luar biasa, tetapi prosesnya memang relatif berbelit-belit. Dimulai dengan panel berisi air dengan beberapa ganggang di dalamnya. Gas CO2 dimasukkan ke dalam cairan untuk 'memberi makan' alga, yang didukung oleh sinar matahari (fotosintesis).
Cara kerjanya CO2 dipanen dari suatu tempat dan Alga menyerapnya. Secara teori, Alga dapat menyerap dua kali C02 dari udara.
Semakin banyak sinar matahari, semakin cepat Alga berkembang. Saat panel penuh, Alga harus dikosongkan sebagian, dan dapat memulai kembali seluruh siklus. Begitulah cara CO2 diserap dengan teknologi ramah lingkungan ini.
Sementara itu, listrik dapat dihasilkan dari perpindahan panas. Saat panel terkena sinar matahari, panel menyerap panas yang kemudian ditransfer oleh air ke generator termo elektrik (yang mengubah panas menjadi listrik).
Greenfluidics, sebuah startup yang berbasis di Meksiko mengklaim Biopanelnya dapat menghasilkan 328 KWh/m2 per tahun, sebanding dengan panel surya.
"Namun pengamat agak terkejut karena generator termoelektrik biasanya kurang efisien daripada panel fotovoltaik," tulis Ubergizmo, (13/7/2022).
Konon, Green Fluidics mengubah biomassa menjadi bahan bakar dalam proses terpisah dan oleh fasilitas lain. Jika tidak, tentu menurut pengamat membutuhkan pemecahan energi yang dihasilkan.
Selain itu, Panel Alga memerlukan perawatan rutin karena setidaknya perlu mengosongkan biomassa dari waktu ke waktu.
"Saya sangat menyukai ide itu, tetapi sepertinya hal ini lebih cocok untuk konsumsi industri daripada penggunaan untuk konsumen," jelas Eliane Fiolet, dari Ubergizmo.
Bagaimana menurut Anda, ingin mencoba teknologi ini?