Gubernur Mahyeldi Resmikan Asrama Baru Perguruan Thawalib -->

Iklan Atas

Gubernur Mahyeldi Resmikan Asrama Baru Perguruan Thawalib

Selasa, 12 Juli 2022
Gubernur Sumbar, Mahyeldi menggunting pita tanda perewmian asrama baru Perguruan Thawalib Padang Panjang.


Padang Panjang, fajarsumbar.com  - Gubernur Sumbar,, Mahyeldi Ansharullah didampingi Walikota Padang Panjang, Fadly Amran meresmikan asrama baru Perguruan Thawalib Padang Panjang, Selasa (12/7).


Gedung asrama yang diresmikan ini merupakan bangunan yang rampung pada tahap I, dimulai November 2021 lalu.  Luas terbangun saat ini 12 x 48 meter persegi. Terdiri 8 kamar (1 kamar berkapasitas 16 santri)  Total luas keseluruhan 48 x 36 meter persegi untuk 22 kamar yang dapat menampung 352 santri. 


Pemko Padang Panjang turut memberikan dana hobah Rp300 juta. 


Tampak hadir dalam acara peresmian ini anggota DPR RI yang juga Ketua Pembina Yayasan Perguruan Thawalib, Drs. H. Guspardi Gaus, Ketua DPRD, Mardiansyah, Forkopimda, jajaran pejabat Pemko  Padang Panjanh dan undangan lainnya.


Gubernur Mahyeldi dalam sambutannya menyampaikan, Perguruan Thawalib memiliki peranan penting dalam kemerdekaan Indonesia, serta turut menghadirkan tokoh nasional, dan karya besar.


"Catatan sejarawan terdapat 9.000 lebih karya ulama Minangkabau. Di antaranya berasal dari ulama yang dilahirkan di Thawalib Padang Panjang," sebutnya.


Mahyeldi berharap, Thawalib dapat berperan menjaga  falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Thawalib diharapkan kembali melahirkan ulama kelas dunia maupun nasional. 


"Mudah-mudahan Thawalib bisa menjawab kerinduan itu," harap gubernur



Sementara i Wako Fadly menuturkan, akan selalu mendukung perguruan Thawalib yang telah mencetak sederet orang-orang hebat. Thawalib kata walikota  merupakan aset dan ikon Kota Padang Panjang serta Sumbar.


Terkait peresmian gedung asrama baru, Fadly mengatakan, hasil sumbangsih bersama secara materil, tenaga, pikiran, suppor dan doa. "Peresmian ini merupakan amalan kita bersama. Thawalib milik Sumbar dan  Padang Panjang," ujarnya.


Menurutnya, kader Thawalib banyak yang menjadi pemimpin dan memberikan pengaruh. Dasar ilmu kepemimpinan di Thawalib perlu dipertahankan dan diberikan kepada santri. 


Guspardi Gaus menuturkan, Thawalib telah menampakan  progres ke arah yang lebih baik. 


"Proses perbaikan  sesuai harapan. Saya sangat merasakan bagaimana dinamika di Thawalib. Berbeda dengan yang lain, Thawalib memiliki khasanah serta karakter tersendiri," tuturnya.


Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Padang Panjang, Drs. H. Alizar, M.Ag sebagai alumni Thawalib, mengingatkan pesan dari salah seorang lulusan Thawalib Mansoer Daoed Datuak Palimo Kayo, bahwa Thawalib bisa bertahan bila “bapucuak ka ateh dan baurek ka bawah”.


Datuak Palimo Kayo, selain ulama, juga berkiprah sebagai politisi dan sempat menjadi diplomat sekaligus duta besar.


"Kami melihat. agaknya itu yang diamalkan. Yang tak dapat disangkal Padang Panjang sebagai Serambi Mekkah, benang merahnya tak lepas dari Thawalib yang sudah ada sejak 1911 lalu. Embrionya dari Surau Jembatan Besi," jelasnya. (syam)