Orang Tua Perlu Ketahui pada Anak Tentang Gejala Gagal Ginjal Akut -->

Iklan Atas

Orang Tua Perlu Ketahui pada Anak Tentang Gejala Gagal Ginjal Akut

Kamis, 27 Oktober 2022
ilustrasi.


Jakarta - Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan hingga kini belum diketahui pasti penyebab munculnya penyakit gagal ginjal akut yang terjadi pada anak-anak. 


Ia mengatakan ada sejumlah faktor menyangkut penyakit ini yang dinilai masih misterius. Karena itu, kemunculan penyakit ini kerap disebut sebagai misterius. 


"Pertama menyerang anak, kemudian akut, karena terjadi dalam 14 hari terakhir dan tidak atau belum pasti penyebab yang menyebabkan terjadi gagal ginjal akut tadi," ucap Widyastuti dalam podcast yang diselenggarakan Pemprov DKI Jakarta, Rabu, 26 Oktober 2022.  


Menghadiri Podcast Rabu Belajar yang diselenggarakan oleh kolaborasi BPSDM (Badam Pengembangan Sumber Daya Manusia) dengan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) di laman Youtube Pemprov DKI Jakarta dan BPSDM DKI Jakarta pada Rabu, 26 Oktober 2022. Podcast ini bertemakan Cegah dan Deteksi Dini Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal.


Dikutip tempo.co, Widyastuti mengungkapkan kasus gagal ginjal akut ini diketahui setidaknya terjadi pada dua pekan hingga satu bulan terakhir. Beberapa hal yang sudah diketahui dari penyakit ini adalah menyerang anak-anak pada anak usia 0-18 tahun, penderitanya memiliki riwayat demam atau gejala infeksi lain dalam waktu 14 hari terakhir. 


Widya mengatakan pemerintah bergerak cepat untuk mengetahui penyebab penyakit ini. Salah satu langkah pemerintah adalah menghentikan pemakaian obat sirup atau obat cair yang kandungannya terdeteksi dietilen glikol dan etilen glikol.


"Kami menyebutnya bukan 100 persen faktor pasti tapi salah satu faktor yang patut diduga menjadi pencetus gagal ginjal akut. Sehingga bukan gagal ginjal akut misterius lagi tapi gagal ginjal akut progresif atipikal pada anak," katanya.


Lebih lanjut, Widya mengungkapkan gelaja yang biasa ditemukan di gagal ginjal akut atipikal berdasarkan survei lapangan Dinas Kesehatan DKI adalah pasien mengalami demam, diare/muntah dan batuk pilek. Jumlah pipis pada anak menurun drastis, atau jumlah frekuensi urine yang berkurang.


Untuk orang tua yang menghadapi anak dengan gejala batuk, pilek, demam, pertama jangan mengonsumsi obat sembarangan dulu kendati Kementerian Kesehatan telah merilis obat-obat yang sudah dinyatakan aman.


Para orang tua diminta segera cari pertolongan ke faskes terdekat bila anak balitanya  mengalami gejala mengarah ke gagal ginjal akut seperti demam, batuk, pilek, pastikan obatnya didapatkan dari faskes yang memang sudah menjadi tempat biasa berobat. "Lalu jika frekuensi pipis mulai menurun harus segera melaporkan pada dokter," katanya. (*)