Pemkab Solsel Dorong Petani Tidak Jual Barang Mentah -->

Iklan Atas

Pemkab Solsel Dorong Petani Tidak Jual Barang Mentah

Senin, 24 Oktober 2022

Gubernur Sumbar didampingi Bupati dan Wakil Bupati Solok Selatan, saat menyerahkan bantuan Hendtraktor kepada sejumlah Keltan Solsel. 


Solsel, fajarsumbar.com - Pemerintah Kabupaten Solok Selatan mendorong agar petani kopi di Solok Selatan tak lagi menjual kopi dalam bentuk barang mentah, namun meningkatkan produksinya hingga ke produk turunannya. Sebab dengan dilakukan hilirisasi akan dapat meningkatkan kesejahteraan petani.


Bupati Solok Selatan H. Khairunas mengatakan peningkatan hilirisassi ini dapat dilakukan sejalan dengan diterimanya bantuan oleh para petani kopi ini dari berbagai pihak, baik dalam bentuk pembinaan hingga pendanaan.


"Dengan adanya bantuan yang diberikan ini kita berharap kelompok tani memproduksi bukan hanya kopi konvensional tapi juga terjadi hilirisasi. Jadi tidak lagi menjual bahan mentah," kata Khairunas di Wonorjo, Sangir, Minggu (23/10/2022).


Dia menjelaskan, hilirisasi merupakan pengembangan ekonomi untuk petani, muaranya nanti akan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. Untuk itu diperlukan bantuan yang berkelanjutan untuk para petani dalam hal teknologi hingga manajemen dari pemerintah maupun pihak swasta.


Selain itu, upaya lainnya yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani adalah dengan menambah luas area tanam petani dari yang sudah ada saat ini.


"Kepada kelompok tani, jangan hanya mendapatkan bantuan namun ini harus ditingkatkan berlipat ganda," imbuhnya.


Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Sumatera Barat H. Mahyeldi Ansharullah mengatakan pengembangan pertanian termasuk fokus pemerintah provinsi saat ini. Kemudian komoditas kopi merupakan salah satu dari 12 (duabelas) komoditas yang menjadi fokus peningkatannya.


"Makanya sejalan degan visi misi Sumatera Barat 2021-2026 nanti kita alokasikan 10% APBD provinsi untuk pertanian dalam artian luas, itu bukti keseriusan dan kesungguhan kita," ungkap Mahyeldi.


Gubernur melanjutkan, komoditas kopi Solok Selatan saat ini sudah menjadi salah satu komoditas yang dikenal di masyarakat luas. Untuk itu peningkatan pemasaran dan produksinya harus terus ditingkatkan.


Dalam kesempatan ini, juga dilakukan penyerahan bantuan dana bantuan dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk. kepada Kelompok Tani PTL Coffee Farm yang berlokasi di Wonorejo, Nagari Lubuk Gadang Selatan, Sangir.


Duta petani millenial kopi, Supriyanto menyampaikan terima kasihnya kepada BSI atas kepercayaannya dalam pengembangan kopi di Solok Selatan. Dengan pendampingan selama 2 (dua) tahun, dimana memiliki prospek pengembangan kopi dan juga memiliki peran pemberdayaan kepada masyarakat.


"Saat ini kopi tersebut ditanam di lahan seluas 16,5 hektar dengan jumlah petani sebanyak 19 orang. Bantuan ini diharapkan dapat meningkatkan ekonomi petani di Wonorejo," katanya.


CEO Regional Palembang BSI Wahyono mengatakan bantuan ini merupakan program BSI melalui BSI Maslahat dalam bentuk Islamic Sosioprener Development Program (ISDP).


"Ini merupakan bentuk nyata BSI membangun masyarakat di Sumatera Barat yang mempunyai kemampuan dan daya juang tinggi serta skill berusaha dan melakukan kegiatan positif masyarakat setempat tanpa meninggalkan daerahnya," jelas Wahyono.


Kegiatan ini diharapkan akan dapat meningkatkan kapasitas UMKM di Aceh hingga Papua yang berdampak pada masyarakat tanpa membebani pemerintah daerah.


Adapun bantuan yang diberikan berupa dana senilai Rp 500 juta disertai dengan pupuk dan alat pertanian.


Dalam kesempatan yang sama juga dilakukan penyerahan bantuan traktor untuk tiga kelompok tani di Solok Selatan. Lalu penyerahan bantuan pendidikan dan bantuan untuk lansia dari Baznas Solok SeSelatan. (Abg)